Chapter 18

110K 12.5K 1.1K
                                    

Alangkah baiknya sebelum membaca, memberi Vote dulu biar nggak lupa wkwk

Happy Reading♡

"Garvin marah ya? Tapi kenapa?"

******

Rubby berjalan pelan dikoridor sekolahnya yang sudah ramai, mulut mungilnya dari tadi tidak berhenti menyedot susu Strawberry pemberian Kevin kemarin. Dan satu tangannya lagi membawa susu yang masih utuh.

Rubby tersenyum manis dan melambaikan tangannya saat melewati kakak kelas dan orang orang yang ditemuinya, sebagai bentuk penyapaan. Siswa siswi pun juga dengan ramah membalasnya.

Nama Rubby sudah mulai terkenal sejak kehadirannya bersama kelima most wanted dikantin waktu itu. Anehnya aura yang dikeluarkan para gadis gadis yang merupakan fans dari kelima cowok itu, positif. Ya walaupun mereka terkadang iri.

"Yah Susunya udah abis." Rubby berjalan menuju tempat sampah terdekat, berniat membuang susu kotak yang telah habis dan meminum yang baru.

Baru saja akan membuka kotak baru, tapi kegiatannya terhenti saat melihat sepasang sepatu berwarna biru tua berada didepannya.

Rubby mengangkat kepalanya, matanya melotot kaget.

"Aduhh! Kenapa harus ketemu kak Setan sih." Batin Rubby menangis.

Arsetano berdiri didepan Rubby, dengan tatapan tajam serta bersidekap dada. Rubby meneguk ludahnya takut, kejadiaan saat itu berputar dikepalanya. Tentu saja dia tidak akan lupa setelah membuat Arsetano mengalami sial beberapa kali.

Tersundul bola basket.

Tersiram air pel.

Dan jatuh dengan pantat yang menjadi korbannya.

Rubby tertawa garing, dia mencoba melangkah pergi, tapi langsung dihalangi Arsetano. Rubby dengan takut takut menatap Arsetano.

"Ada apa ya kak?" Rubby tersenyum, berharap Arsetano melupakan kejadian itu.

Arsetano mendengus, apa gadis ini sudah lupa apa yang dilakukannya? Dia harus menanggung malu akibat dahinya benjol selama beberapa hari karena bola sialan itu.

"Mau kemana lo?" Arsetano menatap Rubby datar.

Sedangkan Rubby mengerjap polos." Mau kekelas." Jawabnya.

"Lo belum tanggung jawab atas perbuatan lo!" Ucap Arsetano.

Rubby melipat bibirnya kedalam serta berpikir, tanggung jawab apa ya? Bagaimana cara melakukannya?

"Asal lo tau! Gue harus nanggung malu gara gara jidat gue benjol!" Arsetano menahan kesal sambil menunjuk keningnya.

Rubby juga ikut melihat kening Arsetano." Tapi keningnya udah sembuh kok." Jawabnya lugu.

"Pantat gue sakit!"

"Sekarang masih sakit?" Rubby menatap Arsetano dengan mata bulatnya.

"Ya iyalah bego! Lo pikir aja sendiri!" Ingin rasanya Arsetano menampol wajah polos menyebalkan itu.

Rubby mengerjapkan matanya dua kali, mencoba berfikir bagaimana agar pantat Arsetano tidak sakit lagi, dan dia terhindar dari amukannya. Tiba tiba Rubby mendapat ide, dia menatap Arsetano dengan berbinar.

GARVIN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang