Chapter 8

154K 16.1K 600
                                    

Alangkah baiknya sebelum membaca diVote dulu biar nggak lupa wkwk

Happy Reading♡

"Garvin udah mau yah, jadi temen Rubby?"

******

"Garvin kok masih disini?"

Garvin yang sedang duduk dikursi, melirik sengit kearah Rubby.

"Kenapa? Nggak suka?"

Rubby mencebik,"Ih bukan gitu! Yang lain kan udah pada balik."

"Gue masih pengen disini."

"Kenapa tadi nggak sarapan?" Lanjut Garvin.

Rubby memeluk bantal Uks dan menyenderkan tubuhnya pada dinding.

"Garvin tau nggak? Tadi sebenernya Rubby bawa bekal tau, karena Rubby pengen cepet cepet berangkat sekolah jadi Rubby nggak mau sarapan, terus Bunda bawain Rubby bekal deh."

Garvin menaikkan sebelah alisnya." Terus mana bekalnya?"

Raut wajah Rubby menjadi tertekuk." Tadi waktu dijalan, Rubby liat ada nenek nenek. Kasian, jalannya udah bungkuk banget. Nenek itu lagi minta sedikit makanan sama bapak penjual nasi goreng, tapi malah bapak itu dorong dan usir neneknya. Rubby nggak tega, wajah neneknya keliatan sedih banget." Wajah cantik Rubby tertekuk kebawah, matanya sedikit berair mengingat kejadian tadi pagi.

"Terus, lo ngapain?"

"Rubby datengin neneknya, terus ngasih bekal yang Rubby bawa, Rubby juga kasih sedikit uang ke neneknya. Neneknya seneng banget, sampai nangis. Padahal itu nggak seberapa." Lanjut Rubby.

"Garvin, kenapa ya? Ada orang yang nggak mau kasih sedikit sedekah untuk orang yang membutuhkan, padahal bapak penjual nasi goreng itu warungnya ramai dan pasti hidupnya lebih dari cukup, tapi kenapa buat kasih sedikit nasinya aja nggak mau?"

"Apa salahnya kan membantu orang yang membutuhkan? Apalagi orang itu udah tua. Kata Bunda, kalau kita sedekah dan beramal, nanti Rezeki kita bakal dilipat gandakan oleh Allah."

Garvin memutar tubuhnya dan menatap Rubby yang tepat didepannya, dia menatap Rubby dengan serius.

"Lo mau tau jawabannya?" Rubby mengangguk.

"Tanya aja sendiri." Lanjut Garvin sekenanya.

"Ih! Kok Garvin gitu sih?!"

Garvin menghela napas pendek." Denger ya Rubby, nggak semua orang yang ada didunia ini baik, bahkan untuk orang yang tampilannya alim aja, dia belum tentu orang baik, lo paham?"

"Emm."

Garvin memutar matanya malas." Udah nggak usah bahas itu."

"Sekarang gue tanya, lo tadi ngapain sama Zearo?" Tanya Garvin, merasa kurang puas.

"Tadi itu Aro mau buka ini, ya Rubby nggak bolehin dong." Ucapnya, dia menunjukkan pouch Pink itu pada Garvin.

"Emang isinya apa?"

"Ada deh!"

"Serah lo."

GARVIN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang