Chapter 12

132K 13.5K 697
                                    

Alangkah baiknya sebelum membaca, memberi Vote dulu biar nggak lupa wkwk.

Happy Reading♡

"Ih! Rubby kan temen Garvin!"

*****

Rubby berjalan tergesa gesa dengan wajah panik dikoridor sekolah yang sudah mulai ramai, tujuan utamanya adalah, Perpustakaan.

Setelah sampai ditempat tujuan, Rubby bergegas menuju salah satu bangku, helaan nafas lega terdengar kala Rubby menemukan benda berharganya.

"Uhh! Untung nggak ilang, maafin Rubby udah ninggalin kamu." Ucapnya, dia memeluk erat benda itu.

Sebuah Pulpen bergambar Disney.

Benda yang termasuk dalam kategori berharga menurut Rubby, karena untuk mendapatkannya juga harus penuh perjuangan. Saat itu dia harus berebut pulpen itu dengan seorang anak perempuan berusia enam tahun.

Terlihat aneh dan kekanakan, tapi Rubby tidak perduli, karena dia sudah terlanjur menyukai pulpen itu, dan yah bisa ditebak siapa yang menang, tentu saja Rubby, sedangkan anak kecil tadi langsung menangis. Dan Rubby yang tidak mau terkena marah langsung berlari menuju kasir dengan terkikik senang.

Dalam hal ini Rubby tidak mau mengalah.

"Rubby balik kekelas lagi deh."

Hari ini, Rubby sudah diizinkan bundanya untuk sekolah, dan pagi pagi tadi Rubby sudah bersiap dengan wajah cerianya. Dia datang kesekolah yang masih sepi.

Padahal biasanya dia akan membaca novel dikelas, tapi persediaan novel yang belum dia baca sudah habis, jadi dia memilih untuk pergi keperpustakaan.

Rubby berjalan keluar dengan riang, dia merasa senang sekaligus lega karena Pulpen kesayangannya sudah ketemu.

Bruk

"Aduh! Maaf kak, Rubby nggak sengaja!"

Karena terlalu bersemangat dia sampai tidak menyadari jika ada seseorang yang akan memasuki perpus, alhasil Rubby yang akan keluarpun jadi menabrak seorang cowok dengan beberapa buku ditangannya.

"Maaf ya kak, Rubby beneran nggak sengaja." Dengan panik Rubby memunguti buku buku yang telah dijatuhkannya.

"Nggak papa, santai aja." Cowok didepan Rubby membalas dengan senyum ramah, hingga memperlihatkan lesung pipinya.

"Sini biar gue aja yang ambil, ini berat." Cowok itu langsung mengambil alih buku yang sedang Rubby punguti.

Rubby mendongak, matanya sedikit melotot dengan mulut sedikit mengaga.

Sedangkan cowok itu menyerngit heran mendapat respon berlebihan dari gadis didepannya. Tetapi walau begitu dia tetap tidak menghilangkan senyum ramahnya.

"Kenapa?" Tanyanya pada akhirnya.

Rubby tersadar, dia menatap kakak kelas didepannya dengan mata berbinar binar.

"Kakak manis banget! Apalagi ada bolongan dipipinya!" Seru Rubby dengan antusias, dia terpesona dengan lubang dipipi kakak kelasnya itu. Sehingga Rubby terus terusan melihat pipinya.

GARVIN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang