Chapter 11

136K 13.6K 350
                                    

Sebelum membaca, alangkah baiknya memberi vote dulu biar nggak lupa wkwk.

Happy Reading♡

"Lo pergi, atau kaki lo gue patahin sekarang juga."

*****

Sinar matahari pagi menembus wajah seorang gadis yang masih tidur dengan handuk yang menempel di dahinya, serta selimut hingga lehernya.

Wanita paruh baya yang baru masuk hanya mendesah pelan, kemudian membuka tirai jendela hingga sinar itu semakin menyinari wajah sang gadis.

"Bunda." Panggil Rubby dengan suara parau.

Leny menghampiri Rubby dan duduk disamping ranjang." Bangun dulu." Ucapnya.

"Bunda, apa ini?" Rubby mengambil handuk yang masih setengah basah pada keningnya.

"Kain pel." Jawab Lena asal, terselip nada kesal didalamnya.

Rubby mengerucutkan bibirnya kesal." Bunda ih!"

Leny mendengus, dia berkacak pinggang." Kamu ini loh! Kan Bunda udah bilang, jangan minum Eskrim terlalu banyak! Habis itu kamu malah minum Es?! Liat kan sekarang kamu jadi demam gini." Sembur Leny, Rubby meringis lucu.

"Bunda kok jadi galak sih pas Rubby sakit?"

"Rubby, astaga anak ini! Bunda itu galak karena bunda khawatir sama kamu sayang." Rubby menunduk, menatap kaus piyamanya yang bergambar lebah besar.

"Maaf Bunda, kemarin kedai eskrimnya lagi adain diskon, potongan 50% buat setiap lima pesanan." Ucap Rubby, dia menatap Leny dengan menyengir lebar, terlihat senang saat mengatakan itu.

Leny menggelengkan kepalanya tak habis pikir." Kamu makan semuanya?"

Dengan polos Rubby mengangguk semangat." Hu'um."

Leny memijit sebentar pelipisnya, kemudian menatap wajah pucat Rubby namun masih terlihat ceria.

"Hari ini kamu nggak sekolah!"

"Yey!"

"Kok malah seneng?!"

Rubby tertawa lebar." Hehe, bunda tau aja hari ini ada kuis kimia. Rubby nggak suka kimia bunda, Rubby nggak paham." Rubby mencebikkan bibirnya, tapi sesaat dia kembali tertawa senang saat mengingat dia tidak sekolah hari ini.

"Terserah kamu deh, sekarang tidur biar cepet pulih."

"Siap Bunda!"

🍒🍒🍒

Ruang kelas masih terlihat ramai, karena bel masuk belum berbunyi. Garvin duduk tenang ditempatnya. Iya, dia memang terlihat tenang, namun matanya tidak berhenti bergerak mengamati.

Seperti mencari dan menunggu sesuatu.

"Hari ini ada kuis ngab!" Ucap Seno, dia mengeluarkan sebuah buku lecek dari dalam tasnya.

"Gue jijik liat buku lo." Cetus Ragael. Seno melirik sinis.

"Gue lebih jijik liat bolpoin lo!" Jawabnya, Ragael menatap ujung bolpoinnya yang sudah berbekas gigitan gigitan disana dengan acuh.

"Lo itu tajir Sen, apa nggak mampu buat beli buku?" Tanya Genta.

"Mendingan buat beli makan, dari pada buat beli buku, buat apaan?" Jawab Seno enteng.

GARVIN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang