Chapter 43

78K 10.5K 4K
                                    

Vote dan komennya yuk~

Happy Reading♡

"Jangan sedih ya cantik."

********

Ditaman belakang sekolah yang sepi, Rubby duduk direrumputan dengan tangan yang terus menggenggam kalungnya yang kini sudah putus menjadi dua bagian.

"Hiks.. Ayahh Rubby nggak bisa jaga kalungnyaa." Ucap Rubby lirih.

"Maafin Rubby Ayah, Rubby nggak bisa tepatin janji Rubby."

"Ayah jangan marah ya sama Rubby."

Rubby menenggelamkan wajahnya dilutut, isak tangis Rubby yang lirih mengisi keheningan ditaman belakang sekolah.

Kenangan kenangan bersama ayahnya kembali berputar saat dia memejamkan mata, masa kecilnya begitu sempurna dengan kedua orang tua yang selalu menyayanginya.

"Kak jalangkung jahat Ayah, Garvin juga."

"Rubby kangen Ayah, Rubby pengen Ayah ada disini sekarang, temenin Rubby hiks.."

Rubby mengusap kasar air matanya, dia menatap lekat bandul berbentuk bulan sabit itu.

"Bisa nggak kalau Ayah bangkit dari kubur?"

"Eh tapi nanti kalau Ayah nyeremin gimana? Kan jadi pocongg!"

"Hiks..HUWAA GAMAUU! TAPI RUBBY KANGEN AYAHHH!"

Rubby mencabuti rumput rumput didepannya dengan brutal, seolah sedang melampiaskan amarahnya pada rumput tidak bersalah itu.

Kegiatannya baru terhenti saat merasakan dingin dipipinya, Rubby menoleh menatap orang yang sudah duduk disampingnya.

"Jangan nangis terus, nanti tambah pendek loh." Ucap orang itu.

"Hah? Emang beneran? Pantes aja Rubby nggak tinggi tinggi, soalnya Rubby suka nangis! Ihh terus gimana dong Aro?!" Tanya Rubby panik, disertai nada ngegas.

Zearo terkekeh kecil, dia menggapai telapak tangan Rubby dan meletakkan satu cup eskrim rasa Strawberry disana. Mata Rubby langsung berbinar senang.

"Makan ini, biar nggak sedih dan lo nggak tambah pendek." Ucap Zearo.

Rubby mengangguk cepat. "Iya iya, Rubby percaya, Soalnya kan Eskrim itu temen Rubby, jadi dia pasti mau bantuin Rubby." Balas Rubby, dia melahap eskrim itu dengan semangat.

Zearo tersenyum kecil, dia merapikan rambut Rubby yang berantakan, serta mengusap kedua mata Rubby yang masih basah. Setelah itu dia mengelus pelan rambut Rubby.

"Jangan sedih ya Cantik." Ucap Zearo lembut, jangan lupakan senyum kecilnya yang terlihat manis.

Mata Rubby kembali meredup. "Tapi Aro, Ayah pasti marah sama Rubby." Ucapnya lesu.

"Ayah lo nggak mungkin marah sama lo, lo udah jaga peninggalannya dengan baik." Ucap Zearo, dia menatap teduh mata sendu milik Rubby.

"Tapi, kalungnya patah tulangg! Hiks... Huwaaa!" Rubby kembali menangis, dia menunjukkan kalungnya didepan wajah Zearo.

Zearo terkekeh geli, dia mendekap tubuh Rubby lantaran terlalu gemas. Wajah menangis milik Rubby saat ini terlihat begitu lucu baginya.

GARVIN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang