16. Important Message

16K 649 10
                                    

Rashti POV

Sekali lagi, aku mengalami hal yang serupa. Terbangun di pagi hari dalam kondisi kesakitan dengan didampingi oleh Anneth. Seperti sebelumnya, Anneth membantuku untuk duduk dan bersandar di bagian kepala tempat tidur.

"Hm.." Anneth menghela napas, menatapku dengan dahi yang mengkerut.

"Apa?" tanyaku setelah melihat ekspresi Anneth yang tak biasa.

"Ini kedua kalinya aku mengobatimu. Instingku mengatakan kalau aku akan sangat sering mengobatimu di hari-hari berikutnya" kata Anneth dengan suara lesu.

"Cih! Aku juga tak ingin terus-terusan seperti ini" jawabku sambil berdecih.

"Kalau begitu jangan membuat Boss marah" Anneth menanggapi dengan memberikan saran.

Aku terdiam untuk sesaat. Tidak membuat Erwin marah sama saja artinya aku harus terus berada di ranjangnya dan menjadi pemuas nafsunya serta tidak melakukan apapun selain hal itu. Begitukah? Mana bisa betah jika aku diperlakukan seperti itu setiap hari.

"Padahal Boss sudah cukup baik terhadapmu" aku tertawa kecil mendengar perkataan Anneth.

"Baik?" tanyaku mengulang.

"Kau hanya perlu menuruti keinginan Boss. Tetaplah menjadi peliharaan yang jinak maka kau akan diperlakukan dengan baik. Boss tidak akan menghukummu selama kau tidak melakukan hal yang bertentangan dengan kehendak Boss" Anneth memberikan penjelasan.

"Menjadi budak sex Erwin seumur hidup, begitukah maksudmu? Kau pikir aku bisa menerima hal seperti itu dengan mudah? Ini menyangkut hidupku, Anneth" aku menghujani Anneth dengan pertanyaan.

"Ini memang menyangkut hidupmu, Rashti. Tapi satu hal saja yang ingin kuperingatkan, nyawamu bisa melayang kapan saja tergantung bagaimana kau bersikap" aku berdecak kesal mendengar apa yang Anneth katakan.

Aku telah kehilangan kehidupan lamaku, hidup bersama dengan kedua orang tuaku, mendapatkan apa yang kuinginkan dan tentunya itu menyenangkan.

Erwin merusak segalanya, membeliku, mengurungku, bahkan menjadikanku sebagai budak sex-nya.

Kupertanyakan, siapa orang di dunia ini yang akan dengan mudah menerima nasib yang seperti itu?

Bukan salahku jika aku ingin merebut kembali kebebasanku.

"Lagipula, ini bukan kesalahan dari Boss. Kau kehilangan segalanya adalah karena dirimu sendiri. Jangan terlalu banyak menyalahkan orang lain atas apa yang menimpa dalam hidupmu" seolah tau dengan apa yang baru saja kupikirkan, Anneth memberikan penuturan.

Aku tak lagi bisa membantah. Apa yang Anneth ucapkan juga benar. Mendapatkan nasib seperti itu tidak sepenuhnya kesalahan Erwin. Ia hanya melakukan hal yang biasa ia lakukan. Kebiasaan buruk Erwin membeli budak untuk dipermainkan.

Semua yang menimpaku bermula dari diriku sendiri yang begitu bodoh dan ceroboh menyanggupi ajakan orang yang tak dikenal sampai berakhir pada penculikan diriku.

Memikirkan itu membuatku teringat kembali pada pria brengsek yang dipanggil Boss oleh Kath dan Jacob hari itu. Mereka adalah pelaku utama atas apa yang telah menimpaku saat ini.

Tok tok tok..

Suara pintu di ketuk, baik aku dan Anneth pun sama-sama menoleh ke sumber suara.

"Masuk" Anneth menjawab dan seketika pintu itu terbuka. Elsa, masuk ke dalam kamar dengan membawa sebuah nampan berisikan makanan.

"Kau tidak makan sejak kemarin, nikmatilah makananmu dan aku akan pergi" kata Anneth beranjak dari duduknya di tepian tempat tidur.

The King Of The Dark WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang