38. Give A Name

10.3K 498 10
                                    

Rashti menyelesaikan sarapannya. Ia membereskan piring kotor di atas meja makan bahkan dengan milik Rebecca.

Tentu saja dirinya sudah mendapat larangan dari Rebecca dan menyuruh untuk membiarkannya begitu saja. Namun Rashti menolak, lagipula tak ada hal lain yang bisa ia kerjakan.

"Anneth dan Nichole baru saja menciptakan senjata baru. Aku harus menemui mereka dan mempelajari senjatanya" Rebecca berpamitan pada Rashti yang sibuk menyusun piring kotor pada atas nampan.

"Oh ya, Rebecca" Rebecca berhenti melangkah ketika mendengar ucapan Rashti.

"Ada apa?" tanyanya sembari menoleh.

"Apa Elsa juga berlatih bersamamu?" tanya Rashti penasaran.

Sudah lama Rashti tidak berbicara dengan sahabat baiknya itu. Dalam dua minggu terakhir, Elsa selalu disibukkan dengan latihan bersama Nichole dan bahkan penyerangan-penyerangan ke Kemafiaan lain. Rashti rindu untuk bertukar cerita dengan sahabatnya itu.

"Tidak. Senjata itu hanya prototipe jadi hanya pro yang diperintahkan untuk melakukan percobaan pertama" Rebecca menjelaskan menimbulkan sedikit perasaan senang pada Rashti.

"Lalu, apakah aku bisa bertemu dengan Elsa hari ini?" tanya Rashti bersemangat.

"Elsa biasanya berlatih tembak di lapangan golf di belakang Mansion bila ia memiliki waktu senggang. Siapa tau dia disana" jelas Rebecca.

Rashti tersenyum,
"Terimakasih, Rebecca" ucapnya tulus.

Rebecca hanya membalas ucapan Rashti dengan senyuman, dan kemudian ia kembali melangkah keluar dari ruang makan.

Rashti pun juga kembali berkutat pada kegiatannya. Usai menyusun rapi beberapa piring dan gelas kotor di atas nampan persegi panjang besarnya, Rashti membawanya ke dapur.

Beberapa maid yang sedang sibuk di dapur pun terkejut melihat kedatangan Rashti.

"Nona, Anda tidak seharusnya melakukan ini. Tuan Besar bisa marah kepada kami jika membiarkan Nona bekerja kasar seperti ini" kata salah seorang pelayan yang menghampiri Rashti dengan kepanikannya.

Pelayan itu langsung mengambil alih nampan yang Rashti pegang. Ini bukan pertama kalinya, sebelumnya Rashti juga pernah mencoba untuk membantu membereskan piring kotor namun selalu mendapat perlakuan yang sama ketika menginjakkan kaki di dapur.

Tidak hanya itu, bahkan ketika Rashti kehausan dan berniat membuat jus sendiri di dapur, para pelayan mencegatnya dan justru menanyakan kemauan Rashti untuk mereka buatkan.

"Aku tidak memiliki pekerjaan apapun jadi kupikir aku bisa membantu sedikit" kata Rashti menggaruk kepalanya dengan canggung.

"Terimakasih banyak untuk pengertian Nona. Tetapi kami tidak bisa membiarkan kekasih Tuan Besar melakukan pekerjaan seperti ini" penuturan dari si pelayan membuat Rashti terkejut.

"Kekasih katamu?! Tidak. Aku bukan kekasih Erwin. Haha.." Rashti berkata dengan gugup disertai tertawa kering.

"Kalau begitu biarkan kami yang mengurus ini. Nona sebaiknya melakukan hal yang lain" kata pelayan itu.

Rashti pun akhirnya menuruti. Ia berpaling dari dapur besar tersebut menuju ke ruangan lainnya.

Saat melewati ruang santai yang ada di lantai satu, Rashti menoleh tatkala mendengar suara gonggongan anjing yang begitu di kenalnya.

Pintu dari ruang santai tersebut tidak tertutup dengan rapat sehingga Rashti bisa mengintip dari celahnya.

Di dalam terlihat seorang pria dewasa yang telah ia ketahui namanya, Marcell. Lalu ada si kembar Tom dan Tim yang sedang bermain dengan anjing yang diselamatkannya.

The King Of The Dark WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang