🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞
Yang tidak suka adegan 18+ bisa meninggalkan chapter ini dan tunggu update-an berikutnya~
Kalian masih tetap akan memahami jalan ceritanya sekalipun tidak membaca cahpter ini~Bagi yang suka, enjoy the story 🤗
Rashti POV
Aku termakan oleh ucapanku sendiri. Setelah teriakanku yang seolah menekankan bahwa Erwin seorang yang boleh menyentuhku, pria ini benar-benar tak berhenti menyentuh ke bagian yang lebih merangsang gairahku.
Sialan sekali kan?
Pria yang tadinya ku anggap anak buah Erwin yang sedang mencoba menculik dan meniduriku paksa ternyata adalah Erwin sendiri.
Rasa malu menyelimuti setiap kali mengingat kembali teriakanku padanya. Aku menyebut-nyebut Erwin padahal pria itu adalah pria yang kini berada di hadapanku.
"Erwin.. hentikan.. ahh.." aku berucap tersendat disertai desahan yang tak mampu kutahan.
Entah sejak kapan, aku tidak mengenakan sehelai kain pun di badan. Meski aku masih dalam keadaan mata yang ditutup kain, tetapi aku dapat merasakan setiap sentuhan Erwin yang membuat bagian bawahku disana terasa basah.
Aku menggigit bibir bawahku dengan kuat menahan desahan demi desahan yang hendak keluar.
"Apa maksudmu, Honey? Bukankah kau ingin disentuh olehku?" bisiknya tepat di telinga dengan disertai satu jilatan basah disana.
Aku kembali tersentak, menggelinjang kaget dengan tubuh yang merinding. Erwin mungkin juga telah melepaskan pakaiannya.
Aku merasakannya melalui kulit tubuhnya yang bersentuhan dengan tubuhku. Erwin memelukku dari samping, menempelkan bagian dadanya yang tak tertutup kain ke bagian samping tubuhku.
Sementara satu tangannya yang lain, kini mulai bermain di area intim ku. Erwin menggunakan jarinya untuk memasuki sebuah jalan menuju rahimku disana.
Memaju-mundurkan secara perlahan dan menambah jari yang masuk secara bertahap.
Aku menggeliat seperti cacing kepanasan ketika Erwin semakin gencar menjamah tubuhku dengan tangannya.
Satu tangannya masih sibuk dengan area intim ku, satu tangan lagi sibuk dengan dua gundukan di dada, dan sekarang pinggul Erwin menyentuh bagian paha serta menggesek-gesekkan kejantanannya.
"Eummhh.." aku mendesah tertahan. Rasanya benar-benar memabukkan hingga kepalaku terasa frustasi dibuatnya.
Erwin seolah memberikan kejutan, terkadang diam tak melakukan apapun hingga aku merasa penasaran lalu memberikan sentuhan di tempat yang tak dapat di tebak.
Sama seperti sekarang, Erwin menghentikan segala aktivitasnya. Ia tak lagi menyentuh tubuhku dengan tangan, tidak juga menggesekkan bagian intimnya seperti tadi. Benar-benar tidak ada gerakan ataupun sentuhan sedikitpun.
Erwin juga sepertinya tengah menjaga jarak denganku. Hal itu terjadi cukup lama, dalam hitungan menit kurasa.
"Apa Erwin pergi begitu saja?" aku berpikir macam-macam setelah cukup lama ditinggal dalam sepi.
"E-Erwin?" aku menyebut namanya untuk memastikan apakah pria itu masih disini atau tidak.
Hening, tidak ada jawaban sama sekali. Rasa panas akibat gairah di tubuhku perlahan menurun, tergantikan oleh rasa dingin karena AC yang kuat dan diriku yang bertelanjang bulat.
Aku hanya diam dengan nafas yang lumayan cepat. Perasaanku kembali bercampur aduk, rasa yang tidak bisa kudeskripsikan dengan benar. Ada perasaan kesal dan kecewa entah mengapa.

KAMU SEDANG MEMBACA
The King Of The Dark World
ActionRashti Queenzia Anderson (20), memilih Berlin sebagai tempat ia merayakan ulang tahun. Bersama dengan seorang temannya, Elsa Emelliene Meyr (21) mengunjungi sebuah bar dan berpesta ria disana. Tetapi siapa yang menyangka bila malam itu adalah awal d...