Normal POV
Seperti biasa, ruang laboratorium itu disibukkan dengan berbagai penelitian yang membuat orang awam merasa gila.
Jika bukan orang yang terlibat dan tak mengetahui tentang sains, mungkin mereka hanya akan berpikir bahwa yang orang-orang dengan jas serba putih itu lakukan hanya mengambil cairan warna warni lalu di teliti melalui mikroskop.
Nyatanya, meski memang seperti itu yang mereka lakukan, Anneth kelelahan di buatnya. Penerangan lampu dari laboratorium sangat terang hingga membuat matanya memerah dan memaksa ia mengenakan sebuah kacamata untuk membuatnya sedikit merasa lebih baik.
Anneth mengeluh dengan banyaknya cairan yang perlu di teliti dan mengurus tim nya agar lebih produktif. Terlebih lagi, uji coba dengan cairan beracun itu masih belum ia lakukan.
Saat ini untuk melewati tahap filtrasi, memperhatikan densitas dan meramu berbagai jenis zat kimia lainnya belum terselesaikan.
Dan Anneth sudah menghabiskan waktunya sepanjang malam hanya untuk menyelesaikan pembuatan satu jenis racun yang jauh lebih mematikan dari pada sebelumnya.
Tidak, bukan mematikan, lebih tepatnya menyiksa. Anneth berpikir keras bagaimana caranya agar racunnya bisa menimbulkan rasa sakit yang luar biasa pada korban dan membunuhnya secara perlahan.
"Hah~" helaan nafas panjang dikeluarkan oleh wanita itu.
Anneth berpaling dari mikroskopnya dan meletakkan sample pada tempat yang seharusnya. Ia beralih dari penelitian itu ke sebuah meja kerja dimana itu adalah meja yang biasa ia gunakan. Meja seorang pimpinan dari laboratorium miliknya.
"Sebaiknya kau istirahat dulu, Anneth" Glenn, salah seorang yang berpartisipasi dalam penelitian itu menyarankan.
"Masih ada yang harus kukerjakan--" Anneth berkata sembari beringsut dari duduknya, berganti posisi dengan kepala yang ditidurkan pada permukaan meja. "--tapi aku lelah dan ngantuk" lanjutnya lagi mengeluh.
Licia yang mendengar keluhan Anneth pun mendekat untuk melihat kondisi wanita itu. Nampak sangat jelas dimata Licia bagaimana rupa dari Anneth yang seperti orang kehilangan semangat hidup.
Anneth memang belum beristirahat sejak kemarin. Bahkan ketika Anneth dalam misi diluar, ia hanya beristirahat dua jam lalu melanjutkan pekerjaan di laboratorium. Tempat ini sudah bagiakan kediaman bagi Anneth itu sendiri.
"Memangnya apa lagi tugasmu? Serahkan saja padaku dan kau tidurlah" pinta Licia merasa khawatir dengan Anneth yang sering sekali memaksakan diri.
"Benarkah?" Anneth mempertanyakan untuk memastikan.
"Kau pikir aku bercanda?" dan Licia menanggapinya dengan bertanya balik.
"Tapi aku khawatir kau akan marah jika kusuruh untuk hal ini" balas Anneth dengan wajah ragu.
Licia bingung dengan perkataan Anneth,
"Memangnya apa? Selama kau tidak memerintahkan ku untuk bunuh diri ya aku tidak masalah" jawabnya."Benarkah?" sekali lagi Anneth memastikan dan hal itu membuat Licia memutar bola matanya jengah.
"Cepat katakan tugasnya dan cepatlah tidur!" kata Licia tak sabar.
"Bisakah kau memberikan obat di kotak yang ada disamping mikroskop pada Rashti?" tanya Anneth.
Licia terdiam untuk sesaat.
Anneth sebelumnya mengkhawatirkan perasaan Licia yang sedang tidak baik jika menyangkut gadis yang dibahasnya. Meski Anneth tidak bertanya ataupun mendapat penjelasan dari Licia, ia cukup mengerti jika dilihat dari situasinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The King Of The Dark World
ActionRashti Queenzia Anderson (20), memilih Berlin sebagai tempat ia merayakan ulang tahun. Bersama dengan seorang temannya, Elsa Emelliene Meyr (21) mengunjungi sebuah bar dan berpesta ria disana. Tetapi siapa yang menyangka bila malam itu adalah awal d...