32. One Of The Mall

11.4K 536 7
                                    

Sekitar jam 12 siang, pertemuan antara Mr. Anderson dan Nothnagel untuk pembahasan bisnis secara pribadi selesai.

Keduanya berhasil mencapai kesepakatan untuk membuat satu anak perusahaan dimana kepemilikan dari anak perusahaan tersebut adalah kedua belah pihak.

Erwin sebagai orang yang kini paling dipercayai oleh Reiner Lucian Anderson, menyerahkan putri nya untuk mendapat pelajaran lebih lanjut seputar kepemimpinan dalam bisnis besar.

Erwin tentu dengan senang hati, mengusulkan agar Rashti menjadi pimpinan kedua dari anak perusahaan yang akan mereka bangun bersama.

Mendengar hal itu, Reiner sama sekali tak menaruh curiga dan justru langsung menyetujui usulan tersebut tanpa adanya keraguan sedikitpun.

Erwin yang memiliki niat asli untuk menguasai anak perusahaan tersebut secara pribadi, tentu tersenyum senang mendapat respon yang luar biasa dari rekannya.

Keberadaan Rashti di antara hidupnya rupanya membawa keberuntungan untuknya.

Selesai dari meeting tersebut, Erwin dan Reiner keluar dari ruang tersebut kembali ke aula penerimaan tamu dimana Rashti dan Mrs. Anderson masih berada di sana.

Sebelum pergi, Erwin mengajak keluarga Anderson itu untuk makan siang bersama di restoran miliknya. Karena Erwin telah lama merencanakan hari pertemuan ini, restoran miliknya tentu telah didesain sedemikian rupa dengan pelayanan terbaiknya. Makan siang itu menjadi amat berkesan bagi mereka.

"Rashti, untuk sementara kami akan tinggal di Berlin. Hanya sekitar 2 atau 3 Minggu. Jadi sering-sering lah mampir ke rumah kami nanti" kata Riana, ibunda Rashti.

"Mampir? Apa Papa dan Mama keberatan bila aku tinggal bersama kalian?" pertanyaan Rashti sukses membuat tatapan Erwin menajam ke arahnya.

Rashti mengabaikannya, jika kedua orang tuanya berkata 'iya' maka itu adalah kesempatan untuknya agar terbebas dari kurungan Nothnagel dalam penjara Mansionnya.

Meski hanya 2 atau 3 Minggu tapi setidaknya bagi Rashti, ia bisa mendapatkan suasana yang baru dan terhindar dari nafsu buas Erwin ketika malam tiba.

"Apa yang kau bicarakan. Bukankah kau bilang kalau kau tinggal di Mansion Tuan Nothnagel?" Rashti terkejut dengan tanggapan yang diberikan Riana.

"Itu benar, Rashti. Papa tidak keberatan kau tinggal bersama Tuan Nothnagel. Lagipula dengan begitu kau bisa belajar lebih mudah dengannya" Reiner menimpali.

"Aku juga bisa belajar dengan Papa" kata Rashti bersikukuh mencoba untuk meyakinkan kedua orang tuanya agar ia diijinkan tinggal.

"Kami akan menyerahkan anak perusahaan yang akan kami bangun kepadamu. Sebagai calon pemimpin dari anak perusahaan tersebut, kau harus mendapatkan bimbingan langsung dari Tuan Nothnagel karena beliau juga ambil andil dalam pembangunan perusahaan itu" terkejut oleh penjelasan Papanya, Rashti termegap dengan mulut menganga.

"Saya tidak keberatan bila Rashti ingin tinggal bersama kalian. Untuk belajar bisnis, waktunya bisa kami atur" Erwin ikut dalam obrolan.

Wajah Erwin dipenuhi dengan senyuman keramahan meski Rashti tahu, Erwin sesekali melirik tajam ke arahnya. Seolah lirikan tajam itu bermaksud agar Rashti menyerah dan tak meminta hal itu lagi.

"Aw!" Rashti berseru sakit saat merasakan cubitan kecil di bagian paha.

Ditolehkan kepalanya ke arah Riana, sang pelaku pencubitan tersebut.

"Mama!" Rashti berbisik tegas pada Riana yang duduk di sampingnya.

"Tuan Nothnagel adalah Big CEO ternama di Jerman. Ini kesempatanmu untuk melakukan pendekatan terhadapnya" Riana berbisik di telinga putri tercintanya.

The King Of The Dark WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang