Mulmed >> [ Cast : Pietro Boselli as Erwin Kingsley Nothnagel ]
Erwin POV
Meskipun merasa sedikit lucu melihat kecemburuan Rashti terhadapku, tetap saja aku masih merasa bingung harus berkata apa untuk meredakan amarah dari wanita jalangku.
Sialnya, aku hanya menghabiskan beberapa menit waktuku hanya untuk berdiri mematung di belakang Rashti yang tertunduk di kursinya.
Otakku masih mencoba mencari kata-kata yang pas agar ia tak lagi cemburu.
Namun terlalu lama berpikir justru membuat kepalaku pening dan otakku semakin buntu.
Akhirnya, aku memutuskan untuk berdehem agar perhatiannya teralihkan padaku.
Satu dan dua deheman, Rashti tetap menunduk dan tak ada niatan untuk mendongak atau menoleh sedikitpun.
Pikiranku mengatakan kalau mungkin saja Rashti tertidur. Sehingga yang ku lakukan selanjutnya adalah menepuk pundaknya dari belakang secara perlahan.
Itu membuat Rashti tersentak, kaget hingga ia langsung bangkit dari kursinya dan membalikkan badan. Matanya semakin membulat terkejut setelah melihat yang datang menepuk pundaknya adalah aku.
"ERWIN SIALAN! MAU APA KAU KEMARI?!" umpatan dan pertanyaan itu ia lontarkan dengan teriakan yang nyaring.
"Berhenti berteriak, bisa-bisa semua kaca disini pecah karena teriakanmu" tuturku yang justru semakin membuatnya kesal.
"UNTUK APA KAU DATANG KEMARI, HUH?! KENAPA TIDAK KAU LANJUTKAN SEX DENGAN JALANG ITU!' teriaknya lagi dengan tangan yang mulai menunjuk-nunjuk ke wajahku.
"Jalangku satu-satunya adalah dirimu, Rashti. Tak ada wanita lain yang bisa merebut posisi itu darimu" jawabku dan kemarahan Rashti semakin meluap.
Kali ini bukan lagi gelas atau pot dan vas bunga, melainkan sebuah teko yabg ada di atas meja pun menjadi sasaran empuk untuk di lemparnya.
Lemparan Rashti menyamping sehingga benda itu membentur satu pot bunga mawar yang berjejer rapi di sampung dinding kaca.
"Hah~" aku menghela napas panjang,
"Bagus sekali, Rashti. Satu lemparan dua tiga benda kau hancurkan" ucapku melihat teko, pot beserta bunganya telah berserakan di lantai."AKU BENCI PADAMU, ERWIN! KAU SIALAN DAN BRENGSEK!" teriaknya lagi dengan helaan nafasnya yang semakin memberat.
"Hentikan marah tak beralasan mu ini, Rashti" jawabku sebagai tanggapan dari umpatan luar biasa darinya.
"Tak beralasan katamu?! Kau bercinta denganku di malam hari lalu kau menggauli Licia di siang hari. Oh, atau mungkin kau masih memiliki banyak sekali simpanan jalang yang lain sehingga kau bisa bercinta kembali di sore dan malam hari dengan orang yang berbeda?" Rashti mengungkapkan segala kekesalannya dengan berbagai tuduhan tak masuk akal.
"Rashti, kau--"
"Otakmu itu memang hanya berisi tentang sex, sex dan sex. Benar-benar busuk, Erwin! Dasar penggila wanita mesum! Kau itu--" sudah cukup Rashti memotong ucapanku kali ini aku yang memotong ucapannya dengan membungkam mulutnya menggunakan tangan.
Rashti protes tentunya, ia mencoba menepis tanganku namun gagal. Sebelah tanganku yang bebas langsung merangkul bagian pinggang jalangku ini lalu menariknya hingga tubuh bagian depan kami saling bertubrukan.
Aku melepaskan bungkamanku di mulut Rashti, mengalihkan kedua lenganku yang sekarang merangkul pinggang Rashti dengan lebih erat agar ia tak bisa lepas dari kukungan.
Rashti semakin terkejut dengan itu, ia memberontak, dan bergerak tak nyaman dalam pelukan.
"LEPASKAN AKU!!" teriaknya namun tak kupedulikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The King Of The Dark World
ActionRashti Queenzia Anderson (20), memilih Berlin sebagai tempat ia merayakan ulang tahun. Bersama dengan seorang temannya, Elsa Emelliene Meyr (21) mengunjungi sebuah bar dan berpesta ria disana. Tetapi siapa yang menyangka bila malam itu adalah awal d...