27. Full Of Wounds

12.1K 523 25
                                    

Rashti POV

Aku terbangun dalam kondisi yang benar-benar buruk.

Bertelanjang dengan sekujur tubuh yang penuh luka lebam, kedua telapak tangan dan pergelangan kaki yang berlubang akibat tertancap paku serta nyeri di sekujur daerah pinggang akibat percintaan brutal yang Erwin lakukan.

Aku bangkit dengan susah payah, duduk dengan tangisan yang kembali mewarnai wajah lusuhku saat ini.

"S-Sakit.." aku meringis setiap kali rasa sakit kurasakan ketika bergerak.

Ku perhatikan sekeliling yang tak ada orang sama sekali. Erwin meninggalkanku di ruang siksa mengerikan ini tergeletak bagaikan sampah yang tak bernilai.

Bila kuingat, isakan tangisku semakin kuat membayangkan perlakuan Erwin yang sangat tak manusiawi. Meniduri diriku setelah memaku tangan dan kakiku di atas meja besi pemotong daging.

Mengingatnya membuat kepalaku terasa sangat pening.

Bila biasanya aku terbangun di pagi hari di dampingi Anneth yang selesai mengobatiku, kali ini berbeda. Erwin membiarkanku merasakan sakit yang luar biasa.

Aku bergerak perlahan, turun dari atas meja ini dan membiarkan dinginnya lantai menyapa telapak kakiku yang kaku dan membengkak. Namun ketika aku mencoba untuk berdiri, aku langsung jatuh tersungkur dengan badan yang membentur lantai. Luka di pergelangan kakiku membuatku tak sanggup untuk sekedar berdiri.

Akhirnya yang kulakukan adalah menyeret tubuhku untuk berpindah tempat layaknya hewan melata. Kuraih sebuah kain usang yang tertumpuk di sudut ruangan untuk menutupi tubuhku yang tak mengenakan sehelai benang pun. Dengan susah payah aku membuka pintu dan keluar dari ruangan bak neraka itu.

"To-Tolong.. Tolong aku.." pintaku pada penjaga yang berjaga di depan ruang siksa.

Penjaga itu langsung menghampiriku namun tidak membantuku. Ia hanya berjongkok dan menatapku dengan raut mengasihani.

"Maafkan aku. Boss melarang kami untuk membantumu. Pergilah ke laboratorium Nona Anneth untuk berobat" penjaga itu berucap dengan wajah mengasihani.

"Aku tau itu. Jika kau tidak ingin membantuku, pergilah." ketusku.

Maaf saja jika ucapanku begitu kasar. Saat ini aku sedang berada dalam mood yang tidak baik. Kondisiku juga sangat buruk dan mendapat pernyataan seperti itu justru membuatku merasa kesal.

Tak seharusnya memang. Tetapi, bila memang tidak bisa membantu maka abaikan saja dari awal.

Pria itu kemudian berpindah tempat, ia kembali berdiri ke posisi dimana ia berjaga. Sementara aku kembali melanjutkan perjalananku. Melata seperti ular menuju ke laboratorium Anneth.

Sayangnya, baru sepertiga jalan, tenagaku telah habis tak bersisa. Luka di tubuhku dan lelah yang kurasakan membuatku merasa lemas hingga duduk saja rasanya berat.

Karena tak ingin dilihat oleh para anak buah Erwin yang berjaga di setiap sudut ruangan di dalam, aku memilih jalan memutar melalui bagian samping luar mansion besar ini.

Aku tak sanggup lagi untuk bergerak lebih banyak. Kusandarkan tubuhku pada dinding dan membiarkan kakiku lurus ke depan.

Aku diam tak bersuara selain hanya mengeluarkan suara napas dari mulut yang tersengal-sengal akibat lelahnya melata.

"Tubuhku.. akh.." aku kembali meringis.

Tak melakukan apapun membuat perhatianku terfokuskan pada kondisiku yang begitu parah. Rasa sakit yang luar biasa kembali menyerang hingga tanpa harus berkedip sekalipun, air mataku telah mengalir begitu deras.

The King Of The Dark WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang