81. Betrayal Exposed

5K 283 63
                                    

Mulmed >> [ Cast : Miranda Kerr As Licia Paulwell ]

Chap ini lumayan banyak, tapi aku harap kalian baca sampai akhir 😁

Enjoy the chapter ~

Rashti POV

Ide Licia untuk turun dari lantai tiga menggunakan gorden yang diikat memang berhasil. Aku adalah yang pertama kali menggunakannya dan mendarat dengan sempurna di halaman samping Mansion milik Noir Crussion Lawren ini.

Namun yang menjadi masalah sekarang adalah, tepat ketika aku menginjakkan kaki di tanah, kehadiran kami seolah sudah di tunggu.

Seorang wanita berdiri tak jauh dari tempatku berada tengah berdiri dengan pakaian yang casual namun menggunakan body harness yang mengikat banyak senjata di seluruh tubuhnya.

Tak terkecuali sebuah senjata seperti senapan yang ia pegang namun tak di todongan. Dilihat dari bentuknya, senapan itu bukanlah senapan biasa.

Elsa pernah memperlihatkan senjata-senjata yang ia gunakan kepadaku. Sebagai orang yang bertugas untuk menjadi sniper dalam pertarungan, Elsa menggunakan senjata yang berbeda dengan yang lainnya.

Dan senjata yang di pegang wanita itu memiliki kemiripan dengan yang Elsa gunakan. Bisa kutebak bahwa senjata itu adalah senjata sniper yang memiliki kemampuan tembak sampai kiloan meter meskipun aku tak tau jenis atau tipenya.

Dan lagi, wanita itu menggunakan balutan perban di bagian kepala yang hanya membiarkan mulut dan matanya terlihat. Lalu di bagian luar perbannya terdapat bercak-bercak merah seolah itu adalah darah atau obat yang meresap melalui wajahnya.

Dilihat dari kondisinya, aku mengenal siapa wanita yang sekarang menatapku tanpa berkedip itu. Dari yang kudengar, orang yang berpura-pura menculikku waktu itu mendapatkan luka serius di bagian wajah akibat di cakar oleh Anneth.

Aku tak mengetahuinya langsung karena saat itu aku kehilangan kesadaran. Tetapi jika berdasarkan deskripsi yang ku dengar dari anak buah ellite Lawren, tidak salah lagi bahwa wanita itu adalah Jessie.

"Sebaiknya kau menyingkir dari pertarungan ini, Jessie" tuturku padanya.

Misinya adalah mengepung Nothnagel disini sementara pihak Kemafiaan lain seperti Van Dergout dan Lennington menyerang berbagai cabang bisnis milik Nothnagel untuk memberikan dampak besar pada kekuasaan bisnis mereka.

Kurasa, keberadaan Jessie tak terlalu dibutuhkan dalam misi kali ini. Mundur lalu membiarkan aku dan Licia pergi adalah jalan yang tepat agar kedua belah pihak sama-sama aman.

"Menyingkir? Menyingkir katamu?! Hahaha!!!" Jessie tiba-tiba bersuara dengan nyaring disertai dengan tawanya.

Aku diam tertegun sembari menelan ludah, tawa menggema dari Jessie terdengar mengerikan. Di tambah balutan perban di wajah serta mulut yang menganga lebar dan matanya yang melotot membuat Jessie terlihat seperti psikopat.

"Aku datang kemari untuk membunuhmu, Rashti!" serunya. Aku membelalakkan mata terkejut dan juga panik.

"Bercanda mu tidak lucu, Jessie!" seruku balik.

"Kau adalah dalang atas apa yang menimpa wajah cantikku. Aku membencimu, Rashti. Girham mati juga salahmu. Ide darimu membuat kami mengalami kekacauan" Jessie memberikan alasan.

"Apa yang terjadi pada Girham, murni karena kecerobohannya. Jangan menyalahkan ku atas hal itu" tukasku membela diri.

"Lagi pula, misi sudah berjalan setengah. Selama Nothnagel berada di Mansion ini, kapanpun Boss memerintah, kami bisa meledakkannya termasuk bersamamu. Ada atau tidaknya dirimu, tidak akan berguna lagi di masa depan" jelas Jessie yang kembali tertawa.

The King Of The Dark WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang