🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞
Kalau gak suka sama bagian 🔞, kalian bisa lompati chapter ini dan tunggu update-an berikutnya~Rashti POV
Erwin melakukan mobilnya begitu cepat, bahkan melebihi kecepatan maksimal kendaraan seharusnya melaju di jalan raya.
Tentu hal tersebut membuat keributan, namun beberapa polisi yang mengejar tertinggal di belakang.
Meskipun begitu, beberapa menit berlalu terasa beberapa jam bagiku. Waktu seakan melambat dan tak kunjung sampai ke Mansion.
Meski telah melewati jalan raya, mobil milik Erwin ini masih harus melewati jalanan di tengah Hutan Besar Postdam karena Mansion Erwin berada di North Postdam.
"Hah~" aku menghela nafas, mengeluhkan perjalanan yang tak kunjung sampai.
Tubuhku menggigil kedinginan, bibirku gemetar dengan kulit telapak tangan yang keriput karena begitu lama berada di air.
Ditambah lagi dengan bajuku yang basah kuyup menambah rasa dinginku hingga menusuk ke tulang.
Rasanya aku ingin segera naik ke atas tempat tidur dan membungkus diriku dengan selimut tebal disana.
"Ada apa denganmu, bocah?" Erwin bertanya dengan suara beratnya.
Aku menoleh, mendapati Erwin yang juga sesekali memperhatikanku sembari menyetir.
"A-Aku ke-kedinginan, Erwin" karena gemetar di bibir sehingga aku menjawab dengan terbata-bata.
"Sebentar lagi sampai" kata Erwin menanggapi.
"A-Aku butuh kehangatan sesegera mungkin" balasku mengharap Erwin lebih melajukan mobilnya lagi.
Kalau perlu ke kecepatan maksimal agar waktu tidak terbuang banyak hanya dalam perjalanan. Namun, yang terjadi justru sebaliknya.
Bukannya mempercepat laju mobilnya, Erwin justru memperlambat kecepatan hingga secara perlahan mobil berhenti di tengah-tengah hutan Postdam yang gelap gulita.
Tak ada penerangan di sekitar selain hanya dari lampu depan mobil.
Kesal, aku pun kembali menatap Erwin lekat-lekat.
"Kubilang aku kedinginan. Kenapa kau justru berhenti?!" aku bertanya dengan nada tinggi untuk menunjukkan kekesalanku.
Erwin tak segera menjawab, ia hanya menyeringai dengan tatapan yang berubah aneh ke arahku.
Kejadian selanjutnya membuatku bertanya-tanya, mengapa Erwin justru beralih memindahkan seekor anjing yang tertidur manis di atas pangkuanku ke ruang kosong di samping setir.
"Justru karena itu, Sweet Bitch" balas Erwin yang semakin tak dapat kumengerti.
"Apa maksudmu, Erwin?" aku mempertanyakan dan Erwin justru mempercepat posisi badannya ke arahku.
Memiringkan badan dengan wajah yang diposisikan di samping wajahku lalu menarik daguku agar menatap tepat ke wajahnya.
Aku mengerutkan keningku begitu dalam, pria aneh ini mulai memberikan otakku teka-teki yang merepotkan.
"Bukankah kau membutuhkan kehatangatan, Honey?" aku mundur dengan reflek yang cepat begitu mendengar perkataan retoris darinya.
Mengerti dengan maksud busuk Erwin, aku justru semakin menggigil horor.
Wajah Erwin kali ini bagiku lebih menyeramkan dibanding dengan hantu.
Wajah yang dipenuhi dengan seringaian iblis dengan ekspresi mesum nan licik.

KAMU SEDANG MEMBACA
The King Of The Dark World
AcciónRashti Queenzia Anderson (20), memilih Berlin sebagai tempat ia merayakan ulang tahun. Bersama dengan seorang temannya, Elsa Emelliene Meyr (21) mengunjungi sebuah bar dan berpesta ria disana. Tetapi siapa yang menyangka bila malam itu adalah awal d...