[6] Roti Jepang

4.3K 289 2
                                    

~happy reading~

.
.
.
.
.
.

Semua orang tahu, bahwa hari Minggu dijuluki sebagai hari termager diseluruh dunia. Pada hari Minggu, rasanya tubuh selalu ingin bersama dengan kasur kesayangan. Valid no debat!

Hal itu pun berlaku untuk lelaki dingin, berparas tampan, tubuhnya yang atletis, dan jangan lupakan mata tajam nya yang entah kenapa selalu membuat kaum hawa terpesona.

Lelaki itu adalah Elang. Saat ini ia sedang rebahan di kasur kesayangannya sambil menikmati hujan rintik-rintik yang turun dari atas langit. Cuaca nya mendukung sekali bukan untuk tidur?

Bahkan ponselnya yang terus berdering dari tadi tidak ia hiraukan. Ia terlalu malas untuk membuka ponselnya, apalagi icon yang berwarna hijau itu. Apa lagi kalau bukan WhatsApp?

Ia bergidik ngeri tatkala ingin membuka aplikasi tersebut. Beribu-ribu pesan sudah masuk di notifikasi ponselnya. Tapi ia tidak berniat membukanya sama sekali. Kenapa? Karena kebanyakan chat dari nomor yang tidak dikenal, terutama dari para gadis. Mungkin WhatsApp online shop kalah dengan WhatsApp nya. Bahkan janda komplek sebelah juga ingin mendekati Elang. Kontak WhatsApp nya saja hanya 200+ orang. Tidak lebih.

Ia memejamkan matanya sejenak. Jam sudah menunjukkan pukul 07.30 tapi ia masih belum mandi dan turun untuk sarapan pagi.

Tok tok tok...

"Elang, ayo sarapan dulu. Sarapan udah disiapkan dari tadi," teriak seorang wanita paruh baya dibalik pintu kamar Elang.

Setelah mendengar suara Mama nya. Elang langsung bangkit dari kasur nya dengan setengah hati, "Iya, Ma, El mandi dulu ya," balas Elang.

"Iya, Mama tunggu di bawah. 10 menit lagi harus udah turun loh," peringat Ratih.

"IYA!"

Ratih menggelengkan kepala nya pelan. Anak tunggal nya itu berprestasi saat di sekolah, tapi kenapa selalu malas saat di rumah? Emang ya, anak jaman dulu sama jaman sekarang beda.

Setelah mengingatkan anaknya untuk sarapan, Ratih langsung turun ke bawah menuju meja makan yang sudah tertata rapi dengan makanan yang sangat lezat.

~ ~ ~ ~ ~

10 menit pun berlalu, kini Elang sudah selesai membersihkan tubuhnya dan langsung turun menuju meja makan untuk sarapan. Disana, sudah ada Ratih dan Bara yang tengah bercanda sampai tak menyadari jika anak semata wayang nya memperhatikan mereka dengan tatapan datar.

"Pagi, Pah," sapa Elang kepada Bara yang masih sibuk menggoda sang istri yang sudah merah pipinya.

Elang menggeleng-gelengkan kepalanya dan mengangkat bahunya acuh. Tangannya meraih ayam goreng yang sudah ditata rapi di atas meja makan. Kemudian beralih mengambil tumis kangkung dan sambal terasi. Elang memakan dengan hikmat dan tak memperdulikan dua orang yang masih bermesraan tak tahu tempat dan waktu.

"Loh Elang, kok udah makan duluan sih?" protes Bara, selaku Papa Elang.

Sedangkan sang empu yang ditegur hanya menatap Papa nya datar dengan mulut yang masih menguyah makanan.

"Laper," Jawab Elang singkat.

"Gak sopan kamu, ya. Liat tuh Mah. Kelakuan anak kamu," ujar Bara dengan nada sebal dan mata yang memicing.

"Idih, dulu yang minta anak siapa?" sahut Ratih dengan mata yang melotot.


"Oh iya, hehehe." Bara hanya cengegesan menatap istri dan anaknya.

Bara beralih menatap Elang dan tersenyum jahil, "Makanya kalo gak mau jadi nyamuk cari pasar jangan zomblo melulu," ledek Bara.

Uhuk uhuk!

LAZIFA [ Completed ✅ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang