[28] Zifa dan Maura

1.7K 165 10
                                    


Part kemarin komen nya kurang dari 10 but aku tetap update 😌

jadi... part ini bisa ga kalau 10 vote dan 10 komen untuk next?

attention, please! HATI HATI NAMA ZILA DAN ZIFA KELIRU !!

KALO ADA TYPO HELP TANDAI YAAA

HAPPY READING❤

"Mengapa harus sekarang? Aku memang merindukannya, tetapi kalau pertemuan kami hanya akan membawa bencana, lantas untuk apa takdir mempertemukan kami?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mengapa harus sekarang? Aku memang merindukannya, tetapi kalau pertemuan kami hanya akan membawa bencana, lantas untuk apa takdir mempertemukan kami?"

- Nazila Maura Atmaja -

.


"Bang, bubur ayamnya 2 porsi ya. Dua-duanya jangan pake ayam."

Bang Karno selaku penjual bubur ayam mengernyitkan dahinya heran. "Maksud Mas gimana? Ini kan bubur ayam, masa gak pake ayam nya."

Yuda terkekeh seraya menepuk pundak Bang Karno sok ramah. "Canda, Bang, yelah. Bubur ayam dua porsi lengkap, ya!"

"Oke, Mas. Siap!"

Yuda berbalik badan dan melihat Zila yang tengah duduk seraya memainkan ponselnya. Lelaki itu menghampiri Zila dan ikut duduk di seberang gadis itu. "Udah gue pesenin, Zil."

Zila mendongak, kemudian menganggukkan kepalanya. Setelah itu, menatap ponselnya kembali. Melihat Zila yang seperti itu, rasanya Yuda ingin mencekik leher gadis itu dan melempar nya ke planet Venus.

"Sama-sama banget, Zil," Ucap Yuda seakan menyindir.

Zila masih diam, tidak mengeluarkan sepatah kata pun. Yuda yang melihat itu mengembuskan napasnya pelan, ia tahu bahwa Zila sedang tidak mood sekarang. Pasalnya, gadis itu dipaksa jogging bersama Yuda oleh Rafiq—Ayahnya. Tentu saja Zila menolak, gadis itu tidak terlalu menyukai jogging.

Dengan setengah hati, Zila berganti baju dan berjogging dengan Yuda walau dengan wajah yang super jutek. Mengingatnya saja, membuat Yuda bergidik ngeri. Jari jemari lelaki itu mulai mengetuk meja beberapa kali. Berusaha agar fokus Zila teralihkan padanya.

Kepala Zila mendongak menatap lelaki dihadapannya. Tatapan gadis itu begitu dingin, namun kendati Yuda tersenyum, karena usahanya untuk mengalihkan perhatian Zila berhasil. Tapi senyuman itu tak berlangsung lama saat Zila berdiri dan tatapannya bergeser pada Bang Karno.

"Bang, toilet dimana, ya?" Tanya Zila sembari memasukkan ponselnya ke dalam saku celana trainning. Gadis itu mengusap hidung nya yang merah karena sedang flu.

"Oh, toilet. Disana, Mbak. Jalan lurus terus belok kiri," Jawab Bang Karno sambil membawa nampan yang diatasnya sudah tersaji dua mangkuk yang berisi bubur.

"Buburnya gak dimakan dulu, Mbak?" tawar Bang Karno saat Zila baru berjalan 3 langkah.

"Panggilan alam gak bisa di toleransi, Bang." celetuk Yuda lalu mengambil 2 mangkuk dan mulai memakan bubur miliknya.

LAZIFA [ Completed ✅ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang