HALOO, AKU DOUBLE UP NIHH. SENENG GAA?
VOTEMMENT NYA YANG BANYAK YAA, 1 PART 2000 KATA NIH.
SIAP-SIAP JADI HATERS ZIFA YAK, HAHAHA.
Hari ini di sekolah Zila akan mengadakan pemilihan OSIS baru dan yang menjadi calon adalah kelas 11. Lapangan ramai dengan anggota OSIS dan MPK yang menjadi panitia untuk pemilihan Ketua OSIS tahun ini.
Zila dan Ara tengah memandang lapangan dari lantai atas. Mereka menunggu instruksi dari guru atau anggota OSIS untuk segera ke bawah, karena persiapan belum juga selesai.
Ara mengipasi diri dengan telapak tangan mungilnya. "Hareudang, euy. OSIS lama banget sih nyiapinnya. Gue kan gak sabar buat nyoblos ketos baru yang mukanya lumayan ganteng. Eh, tapi gantengan Kak Devan, sih."
Masih ingat dengan Devan?
Devanka Arnoldi. Ketua OSIS SMA Lentera Bangsa yang sebentar lagi jabatannya akan lengser.
Zila menggeleng kepala nya. Omong-omong soal Devan, belakangan ini Zila jarang bertemu dengan cowok itu lagi. Dan Zila sadar sepenuhnya bahwa lelaki itu tengah menjauhinya karena cinta nya bertepuk sebelah tangan.
Zila menghela napas. Percayalah, ia sama sekali tidak ada niatan untuk menyakiti cowok itu. Tetapi Zila memang tidak ada rasa sama sekali kepada Devan dan hanya menganggap Devan sebagai kakak kelas, tidak lebih.
Ara menyenggol lengan Zila. "Zil, liat deh, Kak Devan tuh disamping tiang bendera. Sibuk banget ya, kayaknya? Tapi gila, sih. Damage nya tetep ada walaupun muka lagi kusut gitu,"
Benar. Calon mantan ketua OSIS itu tampak kusut hari ini. Mungkin karena efek kelelahan mengurus event ini itu.
"Efek ditolak lo juga kali, ya?"
Zila tersentak. Ia berdeham untuk menetralkan rasa tak enak hati. "Nggak sampai segitunya juga, kali."
"Yaa, hati orang mana ada yang tau. Lagian sih lo pake nolak. Walaupun keluarga Kak Devan kurang berada, tapi dia pinter plus ganteng juga. Agama nya juga lumayan kalo gue liat-liat. Gue sih kalo jadi lo, udah nerima dari awal."
"Lo suka sama dia?"
Ara menoleh dengan mata yang membulat. "E-enggak!"
"Yakin?"
Ara mengangguk cepat.
Zila menaikkan satu alisnya dan mengangguk beberapa kali. "Gue sih cuma mau bilang, jangan nilai orang dari cover nya. Karena kita gak bakal tahu, aslinya dia tuh orang nya kayak gimana."
"Kok lo ngomong gitu?" Ara heran pada Zila yang tiba-tiba berucap seperti itu.
"Ya gapapa," balas Zila singkat.
Akhirnya Devan menginstruksikan seluruh siswa siswi untuk segera turun ke lapangan untuk pemilihan calon ketua OSIS baru. Ara yang notabene nya gadis rempong pun menarik tangan Zila untuk ke kelas sementara murid-murid yang lain sudah menuju ke lapangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
LAZIFA [ Completed ✅ ]
Novela JuvenilNazila Maura Aryana, gadis yang memiliki kepribadian dingin, tak tersentuh, cuek dengan sekitar, namun tetap bersikap hangat pada keluarganya. Keluarga yang sebenarnya. "Gue cuma anak buangan yang pembawa sial," ucapnya seraya tersenyum getir. _____...