[26] D-day of Ngedate

1.6K 154 20
                                    

HEYYO! APA KABAR?

UDAH SIAP BUAT BACA PART INI?

OKAAY, HAPPY READING ALL 💗

VOTEMMENT NYA JGN LUPA YAA, JGN JD SIDERS PLS 😙

 Elang benar benar akan menepati janjinya, yaitu menjemput Zifa untuk makan malam bersama di restoran Aurora

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Elang benar benar akan menepati janjinya, yaitu menjemput Zifa untuk makan malam bersama di restoran Aurora. Karena tadi pagi di sekolah gadis itu mengajaknya ngedate. Elang juga merasa aneh saat dirinya menyetujui ajakan Zifa. Tapi karena sudah terlanjur bilang akan menjemput gadis itu, Elang harus menepati janjinya.

Setelah selesai menyisir, ia kembali menatap pantulan dirinya di cermin. Tiba-tiba hatinya merasa ragu, dia merasa pakaian yang ia pakai sekarang, emm.. kurang bagus? Laki-laki itu memakai kemeja berwarna hitam. Tak lupa memakai topi berwarna hitam polos serta celana bahan berwarna abu-abu.

Alisnya berkerut, dia melihat pantulan dirinya di cermin dari atas sampai bawah. "Udah rapih belum, sih?" monolognya.

"Udah ganteng, kok."

Elang menoleh ke arah pintu kamarnya dan mendapati Ratih yang sekarang tengah melipat tangannya di depan dada seraya tersenyum jahil. Wanita itu menaik turunkan alisnya. Ia menghampiri anak tunggalnya yang kini menatap Ratih malas.

"Kamu mah bangun tidur juga masih ganteng, walaupun ada ilernya," ucap Ratih seraya terkekeh. Ia menepuk pundak anaknya. "Mau jalan sama siapa, hm?"

Elang melengos, lelaki itu berdeham. "Bukan siapa-siapa."

"Masa?"

"Iya, Ma." Elang mencoba meyakinkan.

Ratih menggapai tangan kiri Elang yang terkepal, dan menunjukkannya tepat di wajah Elang. "Terkepal? Mau bohong sama Mama, hm?"

Elang gelagapan. "N-nggak!"

Ratih geleng-geleng kepala. Ia menurunkan tangan Elang. "El, Mama tau kalau tangan kamu terkepal gitu berarti kamu lagi bohong."

"Kamu gak bakal bisa bohong kalo sama Mama," ucap Ratih dengan nada yang tersirat kesal di dalamnya. Tangan wanita itu mengelus surai rambut Elang. "Coba jujur, mau jalan sama siapa?"

Elang menghela napas pasrah. Ia membuang wajahnya. "Zifa."

"Who is she?"

"Adik kelas El, Ma."

"Bentar-bentar, tadi siapa? Zifa? Nazifa maksud kamu?"

Elang mengangguk. "Iya."

Ratih membulatkan matanya. "Keluarga Atmaja?"

Walaupun bingung mengapa Mamanya bisa tahu, Elang tetap mengangguk. "Iya."

"ANAKNYA TEMEN MAMA ITU, EL!" Ratih melompat ke kasur Elang yang empuk membuat anaknya terlonjak kaget. Sekarang posisi wanita itu tengah tengkurap, Ratih membalikkan badannya dan berdiri kembali.

LAZIFA [ Completed ✅ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang