[47] I Hate You, Twin

2.3K 215 30
                                    

3000+ words. Awas aja nggak vote dan komen 👀

Chapt kemarin kalo blm di vote, langsung vote yaa. 1 vote = diamond for me.

Happy Reading!

Happy Reading!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Dulu kita sedekat nadi, tapi sekarang... Aku merasa kita sejauh matahari."

Perpisahan antara El dan Lala...

Seorang bocah lelaki mengedarkan pandangan mencari seseorang. Kakinya mengayun langkah ke tempat yang biasanya gadis itu tempati. Wajahnya terlihat sangat khawatir kala mendengar suara isak tangis pilu. Dengan tergesa-gesa ia berlari mendekati seorang gadis yang tubuhnya tengah bergetar.

Tak pakai lama, bocah lelaki itu langsung memeluk tubuh seorang gadis kecil yang wajahnya memerah disertai air mata yang daritadi mengalir tanpa henti.

"El, C-cici... Cici udah nggak ada," isak Zila membalas pelukan Elang tak kalah erat.

"Sstt. Jangan nangis, Lala. El gak mau lihat Lala nangis." Dengan penuh kasih sayang, Elang mengusap-usap punggung Zila. Berusaha menyalurkan ketenangan pada tubuh bergetar itu.

"T-tapi, El.. Cici meninggal gara-gara Lala."

"Hah?" Spontan, Elang melepas pelukan mereka. Wajah lelaki itu terlihat bingung atas penuturan Zila barusan. Tangan putih nya menghapus jejak air mata yang ada di pipi Zila. "Maksudnya gimana, La? Aku gak paham."

Dengan suara yang bergetar, Zila menjelaskan semua kronologinya dari awal hingga akhir. Mula-mula mereka bermain kejar-kejaran hingga tak sadar sudah di jalan raya. Alhasil, sebuah truk besar menabrak tubuh Cici hingga tubuh gadis kecil itu terpental beberapa meter. Darah segar memenuhi pakaian yang dikenakan Cici. Dan sampai akhirnya, Cici mengembuskan napas dan memberikan senyuman terakhir kalinya pada Zila.

Zila menangis histeris setelah bercerita. Elang yang paham apa yang dirasakan sahabat kecilnya pun kembali merengkuh tubuh mungil itu. Hati Elang tercabik mendengar Zila beberapa kali bergumam 'Lala bukan pembawa sial'. Selama Elang bersahabat dengan Lala, ia tak pernah mengalami masalah. Tapi kenapa yang lain tidak seperti itu?

LAZIFA [ Completed ✅ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang