[38] Half Day With Galih

1.9K 179 44
                                    

GELASEEHH, GA NYANGKA BISA TEMBUS DALAM 1 HARI😭😭

Walaupun targetnya ga seberapa sama penulis lainnya tp aku seneng bangeett.... makasii loh kalian <3

Perasaan cerita aku freak bgt 😢👎

Perasaan cerita aku freak bgt 😢👎

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nazifa. Perempuan dengan dress warna dusty pink dan rambut yang dikuncir kuda itu tersenyum lebar menatap Elang. Sementara yang ditatap mengernyit heran mengapa gadis itu bisa berada disini.

"Lo ... Kok bisa ada disini?" tanya Elang.

Zifa tersenyum. "Bisa, dong! Namanya juga Nazifa Maula Atmaja," ucapnya lalu mengibaskan rambut nya pelan.

Elang menggeleng heran, ia berbalik badan dan melihat Zila yang kini diam tak berkutik. Tubuh perempuan itu seperti menegang, tetapi wajahnya tetap datar.

Zifa yang melihat Elang menatap Zila pun mendatarkan bibirnya. Matanya terkunci menatap Zila yang kini tengah bergeming. Zifa mengerjap perlahan, tatapan perempuan itu jatuh pada wajah cantik Zila. Ia memperhatikan dari mata bulat Zila, hidung mancung Zila, bibir tipis gadis itu, dan..., kulit nya yang nyaris tidak ada pori-pori.

Perempuan itu berdecak karena merasa tersaingi.

Zila yang ditatap seperti itu pun merasa bingung. Ia sama sekali tidak bisa membaca tatapan lurus Zifa dan ekspresi wajah Zifa yang, emm seperti tidak suka?

Tidak, Zila menggelengkan kepalanya pelan. Zifa gadis yang baik, tidak mungkin mempunyai niat yang buruk padanya.

Iya, kan?

"Hai, Maura. Udah lama kita gak ketemu," sapa Zifa menghampiri Zila yang masih diam seribu bahasa.

Zila, perempuan itu mengerjapkan matanya pelan lalu tersenyum tipis. "I-iya, udah lama."

Zifa tersenyum, tetapi tidak ada yang tahu apa maksud dibalik senyuman itu.

"Gimana caranya lo bisa tahu alamat rumah—" Ucapan Elang terpotong oleh Zifa.

"Ngestalk dong, Kak. Hehe, intinya jaman sekaang mah udah canggih. Semua bisa teratasi oleh teknologi, ya gak, Ra?" Zifa menyenggol lengan Zila membuat gadis itu tersentak. Ia mengangguk kaku, tangannya keringat dingin.

Dan hal itu..., disadari jelas oleh Zifa.

Elang menaikkan satu alisnya. "Terus, tengah hari bolong gini lo mau ngapain?" tanya cowok itu.

"Ngajak Kak Elang jalan, mau kan?" tanya Zifa dengan enteng nya.

"Sorry, gue gak bisa," balas Elang tak enak.

Wajah Zifa langsung memelas. Air muka nya terlihat sangat sedih saat Elang menolaknya. "Yah.. Kenapa? Tadi sama Maura bisa. Kenapa sama aku malah gak bisa?"

"Iya, kalo tadi, kan, gue ngajar Zila bisa, tapi sekarang gue ada urusan, Fa. Sorry, yaa," ucap Elang baik-baik, agar gadis dihadapannya tidak tersinggung.

LAZIFA [ Completed ✅ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang