Jika ditanya bagaimana perasaan Sonia saat ini, maka jawabannya adalah sangat hancur.
Seorang ibu mana yang kuat jika harus di pisahkan oleh anak kandung nya sendiri? Ibu mana yang bisa bertahan hidup tanpa tahu pasti keberadaan anaknya. Dimana buah hatinya tinggal, apakah ia sudah makan atau belum, apakah ia mendapat kehidupan yang layak, dan...
Apakah dia masih berada di dunia ini?
Tanyakan lah pada seorang ibu di luaran sana. Apakah mereka sanggup berjauhan dengan anak nya selama bertahun-tahun tanpa kepastian yang jelas? Ah, Sonia pikir mereka tidak akan bisa. Anak nya yang tidak pulang semalaman saja, ibu nya pasti akan panik dan rela tidak makan maupun tidur.
Hanya seorang ibu yang kuat hatinya, yang teguh imannya, dan yang meyakini bahwa anak nya masih bertahan hidup di bumi. Sonia memang sudah mempunyai Rayn dan Zifa, tetapi itu tidak mengurangi kesedihan yang bertahun-tahun ia pendam sendiri. Luka yang ia simpan rapat-rapat, namun terbuka lagi hanya karena melihat sebuah bingkai foto seorang gadis kecil.
Sekarang, Sonia sudah berada di tempat tujuannya. Danau yang sangat indah adalah tempat favoritnya. Tempat, dimana ia bisa menenangkan diri. Hanya danau ini lah yang bisa merubah mood nya yang tadinya buruk menjadi lebih baik. Karena, di Danau yang indah ini, semua kenangan-kenangan masa lalu mengalir.
Wanita itu berjalan ke tepi danau, dia merentangkan kedua tangannya seraya memejamkan mata. Hembusan angin menerpa kulit wajah nya yang sudah ada sedikit kerutan, namun tak menutupi kecantikan nya.
Rasa sesak ini kembali datang. Sonia menepuk-nepuk dadanya. Bahunya meluruh begitu saja. Setetes demi setetes air matanya perlahan-lahan meluncur dengan sempurna. Ia sempat berpikir, mengapa Tuhan tidak mencabut nyawanya saja? Mengapa Tuhan tega membiarkan ia tersiksa di dunia? Orang lain mungkin berpikir, Sonia hidup bahagia dengan keluarga harmonisnya. Namun, itu semua hanyalah sebuah topeng yang menutupi semua kesedihannya.
Sonia membuka matanya, "Zila..., kamu dimana, sayang?" ucap nya lirih. "Kapan pulang, sayang? Mami rindu, Nak."
Jika kalian pikir, selama ini Sonia tidak berusaha mencari gadis kecilnya, maka kalian salah besar! Setiap ia pergi ke kantor polisi, maka tidak akan ada polisi yang mau membantu mencari keberadaan anak nya. Sonia tahu, itu semua adalah perintah dari Hendri. Kekuasaan keluarga Atmaja sangatlah kuat. Jangan pernah main-main dengan keluarga Atmaja, jika kalian masih mau bernapas.
Bahkan, Sonia rela berlutut pada kepala kepolisian, namun apa yang ia dapatkan? Hanya sebuah cemooh yang mengatakan dirinya sudah tidak waras karena membela anak pembawa sial. Wanita itu tidak marah kala semua polisi menertawakan dirinya dan ingin membawa nya ke Rumah Sakit Jiwa. Namun tiba-tiba Hendri datang dan langsung membawa istrinya pulang.
"Mami percaya, Lala anak kuat. Lala pasti bisa menghadapi semuanya, tapi.. Kamu dimana, sayang? Ayo lah, bukannya kamu berjanji akan ke danau ini lagi dan main sama Mami, Bang Rayn, dan saudari kamu, Fafa." Sonia berbicara sendiri sembari mengukir senyumannya, seolah-olah dia melihat Zila dihadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LAZIFA [ Completed ✅ ]
Teen FictionNazila Maura Aryana, gadis yang memiliki kepribadian dingin, tak tersentuh, cuek dengan sekitar, namun tetap bersikap hangat pada keluarganya. Keluarga yang sebenarnya. "Gue cuma anak buangan yang pembawa sial," ucapnya seraya tersenyum getir. _____...