MAAF BANGET YG NUNGGUIN AKU UPDATE, TADI GATAUU KENAPA WP AKU TIBA-TIBA ERROR SMPE PENGEN NANGISS 😭😭😭
SEKARANG BARU BISA UPDATE, HUHU... MAAF BGT YAA :(
HUJAT AJA GAPAPA KOK :)
Oke... happy reading yaa<3
Yuda, lelaki itu mempercepat langkahnya sesekali lari kecil untuk menyamakan langkahnya dengan Zila. Kelihatan sekali kalau Yuda jarang berolahraga karena baru lari kecil saja dada nya sudah naik turun. Dalam hati, lelaki itu menggerutu kepada Zila mengapa gadis itu berjalan dengan sangat cepat? Padahal Zila juga tidak terlalu suka jogging.
"ZIL! JANGAN CEPET-CEPET LARINYA NAPA, GUE CAPEK WOY!" Teriakan Yuda masih di abaikan oleh Zila. Yuda berdecak, lelaki itu harus mengeluarkan tenaga ekstra untuk menggapai tangan gadis itu.
Hap, yash Zila tertangkap!
Sementara yang di genggam tangannya menoleh malas. "Gak usah pegang-pegang," ucapnya penuh dengan penekanan.
"Lo lari pake kekuatan—"
"Gue gak lari!" sela Zila dengan dengkusan sebal.
Yuda menggelengkan kepalanya. "Kalo gak lari, namanya apa? Jalan kok cepet banget."
"Gue..." Zila menoleh ke arah sekitar. Ia mengerjapkan mata bulatnya beberapa kali. Benar juga, bahkan Zila tak sadar sudah jalan begitu cepat hingga beberapa meter lagi terlihat rumahnya dan rumah Yuda.
Sementara Yuda menyipitkan matanya melihat Zila diam dengan memperhatikan sekitar. Lelaki itu mendengkus pelan, "Nah kan linglung," gumamnya.
"Kok gue jalan cepat banget?" tanya Zila kepada diri sendiri.
"Namanya juga lagi cembukor." Gerutu Yuda yang membuat Zila menoleh menatapnya heran. "Cembukor?"
Yuda tak menjawab, ia berjalan dengan santai melewati Zila dan sesampainya di halaman rumah ia mengkode Zila agar mampir terlebih dahulu. Zila yang paham pun mengikuti Yuda dan duduk di kursi yang sudah disediakan.
Yuda masuk ke dalam rumah dan entah mau apa lelaki itu, Zila mengangkat bahunya tak acuh. Ia memandang perumahan-perumahan yang ada di hadapannya. Memejamkan mata, gadis itu mengingat kejadian di taman tadi. Saudari kembarnya, bersama guru privatnya tengah berdua dan tertawa bahagia.
Terkekeh miris, dia sama sekali tak paham apa yang terjadi pada dirinya. Sepertinya ia harus menemui Ara untuk berkonsultasi. Gadis itu pintar dalam bidang apapun, semoga Ara bisa membantu Zila untuk memahami apa yang terjadi pada gadis itu.
"Nih." Yuda memberikan segelas jus mangga membuat Zila membuka kelopak matanya.
"Makasih."
Yuda mengangguk. Ia duduk di atas kursi yang berhadapan dengan Zila dan menatap gadis itu lekat. Lelaki itu tersenyum tipis, ia juga ikut meminum jus mangga miliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LAZIFA [ Completed ✅ ]
Ficção AdolescenteNazila Maura Aryana, gadis yang memiliki kepribadian dingin, tak tersentuh, cuek dengan sekitar, namun tetap bersikap hangat pada keluarganya. Keluarga yang sebenarnya. "Gue cuma anak buangan yang pembawa sial," ucapnya seraya tersenyum getir. _____...