Haloo! Maaf bgt baru bisa up sekarang :( untuk yg lupa alur bisa liat chapt sblmnya yaaa
Vote dan Komen nya yuk! Tinggalkan jejak kalian yaa, jgn jd siders >_<
Siap untuk membaca ??
Okayy, happy reading all!💗
"Diem, Yud."
Zila tengah kesal sekarang. Yuda duduk di belakang kursi Zila karena memang ia yang meminta pada Bu Liona. Sedari tadi, tangan jahil nya tak henti-henti menarik sehelai demi sehelai rambut panjang gadis yang ada di hadapannya membuat Zila geram setengah mati.
Gadis itu menoleh ke belakang dan menatap tajam Yuda yang sekarang tengah tersenyum smirk. Zila yakin, pasti Yuda yang meminta Kepala Sekolah untuk dimasukkan ke kelas 11 IPS 3 karena ada dirinya.
Iya! Untuk menjahili dirinya!
Lelaki itu tidak bisa sehari saja, tidak mengganggu Zila. Sepertinya memang goals hidup nya adalah mengganggu orang lain. Karena bukan hanya Zila saja yang di ganggu, tetapi ibu-ibu yang sedang berkumpul di tukang sayur pun ikut di jahili oleh nya.
Sekarang lelaki itu menendang-nendang kursi Zila dengan keras membuat guru yang sedang menulis di papan tulis menoleh ke arah sumber suara. "Ada apa, Cakra?" tanya Bu Liona.
Yuda mendongak, kepalanya menggeleng sembari tersenyum. "Maaf, Bu, kaki saya agak keram. Jadi saya nendang-nendang kursi di depan saya agar kram nya hilang," alibi nya dengan lancar.
Mengerutkan dahinya, tak urung Bu Liona mengangguk. Anak seramah Yuda tak mungkin berbohong, kan? Apa lagi ia siswa baru.
Zila menggerutu pelan mendengar alasan Yuda yang tidak logis. Dia bersumpah akan membalasnya nanti. Setelah beberapa menit, gadis itu tidak merasakan ada gangguan lagi. Kepalanya menoleh ke arah belakang dan melihat Yuda yang tengah menulis dengan fokus. Zila menghela napas lega. Akhirnya bisa anteng juga tuh anak.
Suara bel yang ditunggu-tunggu semua murid akhirnya berkumandang. Semua warga sekolah berhambur-hambur menyerbu kantin untuk mengisi perut mereka yang sudah rewel.
Dengan gerakan cepat, Ara membereskan alat tulisnya. Gadis itu berbalik badan seraya tersenyum lebar. "Halo, Cakra. Kenalin, nama gue Ara." Menyodorkan tangannya berniat bersalaman.
Yuda mendongak melihat gadis yang terlihat sedikit manis di matanya yang tengah menyodorkan tangan. Cowok itu menaikkan satu alisnya. "Oke."
Luntur sudah senyuman Ara. Dia menarik kembali tangannya yang menggantung di udara. Tak lama kemudian, ia mengukir senyum tipis. "E-em.. Boleh minta no WA lo?"
"Berapa, ya? Gue juga lupa, dah." Yuda mengangkat bahunya tak acuh sembari melirik Zila yang sudah berdiri.
"Gue kantin dulu," pamit Yuda pada Ara dan langsung berjalan menuju keluar kelas. Iseng, ia menginjak pelan sepatu Zila membuat gadis itu terkejut dan refleks menendang tulang kering Yuda dengan keras.
"Shit!" umpat cowok itu sambil mengusap-ngusap kaki nya yang tiba-tiba terasa lemas. Tendangan gadis itu bukan main. Ah, Yuda lupa kalau Zila adalah anak Taekwondo.
Ara pun ikut terkejut. Spontan ia memegang pundak Zila. "Parah lo, cogan baru tuh. Ntar kalo gak betah di sekolah kita, gimana?" bisik Ara gelisah.
Zila menggeleng. Demi apapun ia tak sengaja. Gadis itu meringis, merasa bersalah. "Sorry."
Demi Dewa nya nenek Tapasya, Yuda sangat kesal sekarang. Cowok itu menatap Zila tajam, dan akhirnya kembali ke tempat duduknya. Kesal karena tidak jadi ke kantin padahal perutnya sudah berteriak lapar.
KAMU SEDANG MEMBACA
LAZIFA [ Completed ✅ ]
Novela JuvenilNazila Maura Aryana, gadis yang memiliki kepribadian dingin, tak tersentuh, cuek dengan sekitar, namun tetap bersikap hangat pada keluarganya. Keluarga yang sebenarnya. "Gue cuma anak buangan yang pembawa sial," ucapnya seraya tersenyum getir. _____...