Dibawah ada author notes tolong dibaca ya, pren ^^
Votemment nya yang banyak untuk part ini ya!
Selamat membaca readers ku tersayang <3
Suara kekehan hambar lolos dari bibir Mama Yuda setelah mendengar penjelasan dari warga yang sudah membawa Yuda ke rumah sakit. Seorang pria paruh baya menceritakan bahwa Yuda mengalami kecelakaan yang cukup mengenaskan. Setelah menjelaskan kronologinya pada keluarga korban, pria paruh baya itu pun pergi.
Mama Yuda itu terkekeh tiada henti seraya menarik-narik kerah kemeja suaminya yang mematung melihat jenazah putra tunggal nya. Tangan Mama Yuda meraih tangan suaminya lalu menampar pipinya sendiri membuat Papa Yuda melotot.
"Ma!" tegurnya tak suka saat sang istri menampar dirinya sendiri menggunakan telapak tangannya yang kekar itu.
"It's dream, yeah? I don't believe it. I know it just dream," lirih Mama Yuda seraya melirik sekilas wajah Yuda yang tentram dalam memejamkan mata.
Jihan menangis tanpa suara, ia memeluk tubuh Rafiq erat. Sementara sang suami hanya diam tak membalas, matanya sangat merah. Ingin mengeluarkan air mata tetapi seperti ada pondasi yang menghalang nya.
Tubuh Elang benar-benar membeku. Darahnya seketika berhenti mengalir sejenak, seluruh tubuhnya gemetar. Rasanya saat ini jiwa Elang benar-benar tak ada di tubuh nya. Mata Elang menatap lurus wajah seseorang yang terakhir kali ia lihat beberapa jam yang lalu di kantin. Melipat bibir, ia terkekeh hambar. Ini tidak mungkin, kan? Semuanya tidak mungkin! Elang yakin, baru saja beberapa jam yang lalu ia berbincang dengan Yuda, tetapi sekarang?
"Lang, tolong jagain Zila, ya?"
"Kalau gue yang jadi jodoh Zila, gimana?"
"Kok lo kayak pasrah banget gitu sih?"
"Disaat cowok mencintai cewek dengan segenap hati, maka dia akan bersikap tegar untuk bersikap baik-baik saja, karena cowok itu yakin nggak akan terjadi apa-apa pada gadis kesayangannya, 'kan?"
Bugh!
Elang memukul dinding yang ada dihadapannya. Tangannya terkepal erat, kepalanya menunduk. Matanya mengeluarkan bulir bulir bening, hatinya sangat remuk menghadapi semua ini.
Faqih, lelaki itu meremas celana jeans yang ia pakai sekarang. Tatapan matanya sama sekalo tak berpaling dari wajah pucat Yuda. Ia maju mendekati bankar itu. Tak terduga, Faqih menabok lengan Yuda dan sesekali mencubitnya.
"Bercanda lo gak lucu tau gak sih, Bang?"
"Lo ngapain sih anjir pake drama segala. Bangun, Bang, bangun!" Faqih terus memukul lengan Yuda.
"Bang..." Suaranya melemah. Dengan tenaga yang tersisa, ia mencubit lengan Yuda sekali lagi dan beralih mencubit dirinya sendiri. "Sshh, sakit... I-ini bukan mimpi? Kenapa tangan lo dingin, Bang Yuda?"
KAMU SEDANG MEMBACA
LAZIFA [ Completed ✅ ]
Novela JuvenilNazila Maura Aryana, gadis yang memiliki kepribadian dingin, tak tersentuh, cuek dengan sekitar, namun tetap bersikap hangat pada keluarganya. Keluarga yang sebenarnya. "Gue cuma anak buangan yang pembawa sial," ucapnya seraya tersenyum getir. _____...