"Menurut lo gimana, Ra?"Ara menguyah makanan yang ada di mulutnya seraya berpikir. Ia melirik Zila yang tengah menunggu jawabannya. Gadis itu menyuap makanan lagi ke dalam mulutnya membuat Zila jengkel setengah mati. Dari tadi Zila terus menunggu jawaban Ara tetapi sahabatnya itu tak kunjung memberikan jawaban.
"Ra!"
Ara menyuapkan sendok ke dalam mulutnya lagi.
"Ara!"
Ara masih setia mengunyah makanan dengan santai.
"Kinara Rayza!"
"Iya, Nyonya Elang Ghazaly?"
Zila melotot. Ia memukul lengan Ara dengan keras membuat gadis itu meringis pelan. "Apaan sih? Lo manggil gue kan? Nah tadi udah gue sahutin."
"Pertanyaan gue belom di jawab," Ucap Zila gemas dengan sahabat nya yang sedang memasang wajah pura-pura bodoh. "Pertanyaan yang mana, ya?"
Zila mengacak rambutnya frustasi. Ia menggertakkan gigi nya. Gadis itu menarik napas dalam-dalam dan mengembuskannya dengan sangat pelan. Ia menatap Ara sabar, "Kenapa gue ngerasa sesak lihat guru privat—"
"Lo gak pernah baca cerita romance atau nonton film romance gitu, Zil?" Tanya Ara menyela terlebih dahulu. Ia menutup tempat bekalnya kemudian meminum air botol yang ia bawa dari rumah.
Zila tampak berpikir sebentar. "Pernah,"
"Kalo pernah, lo pasti tau kenapa lo bisa ngerasain sesak gitu." Ujar Ara santai.
"Gue kurang minum air putih, ya?"
"Astaga naga bonarrr! Temen siapa sih ini?" Ara berdecak kesal seraya menatap Zila yang menatap datar ke arahnya. "Perasaan gue gak punya temen yang modelan kudet kayak gini, dah."
"Rayza!"
"Heh kutub! Gak usah sebut-sebut nama orang tua gue, deh."
Rayza merupakan nama gabungan orang tua Ara, yang dimana nama Ayah Ara adalah 'Rayhan' dan Ibu Ara bernama 'Zahra'. Gadis itu paling tidak suka dipanggil nama belakang nya karena sama saja dengan menyebut nama orang tuanya.
Kecuali kalau di absen guru, beda lagi ceritanya.
Zila mendengkus sebal. Ia mengalihkan pandangannya. Melihat Zila yang dalam mode ngambek, Ara langsung mendekati sahabatnya itu. "Zil, lo pernah dengar istilah Cinta?"
Zila bergeming.
"Cinta adalah dimana perasaan senang muncul ketika kita bersama lawan jenis, dan perasaan tidak suka atau cemburu muncul ketika melihat dia bersama orang lain,"
"Mungkin gue terdengar sok tahu karena belum pernah merasakan cinta yang sesungguhnya. Tapi dari novel yang gue baca dan film yang gue tonton, cinta bisa mengubah segalanya. Apa lagi di umur kita yang sekarang, masa-masa SMA itu adalah masa-masa menanam benih cinta kalau kata orang-orang." Ara mengusap tangan Zila lembut membuat gadis itu menoleh ke arah sahabatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LAZIFA [ Completed ✅ ]
Novela JuvenilNazila Maura Aryana, gadis yang memiliki kepribadian dingin, tak tersentuh, cuek dengan sekitar, namun tetap bersikap hangat pada keluarganya. Keluarga yang sebenarnya. "Gue cuma anak buangan yang pembawa sial," ucapnya seraya tersenyum getir. _____...