[10] Mata yang Berbeda

3.5K 266 8
                                    

Tekan tombol bintang nya dlu yaa sblm membaca ^^

Jangan lupa comment!

Tandai typo gais 😘

~HAPPY READING~

"Guru privat gue

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Guru privat gue.... Dia?"

Rasanya Zila ingin menyembur jus mangga yang ada di dalam mulutnya sekarang. Tapi sayang, mubazir.

Rafiq berjalan mendekati anaknya yang terlihat syok sekarang. Dia mengelus kepala Zila dengan lembut, "Dia yang bakal jadi guru privat kamu."

Pria paruh baya itu menoleh ke arah belakang, dan mengkode lelaki yang tadi bersamanya untuk mendekat.

"Gue Elang." ujar lelaki itu tetap setia dengan wajah datarnya.

"Perkenalannya lebih lengkap dong Lang," Rafiq jadi gemas sendiri mendengar ucapan singkat dari anak temannya. Sementara Zila masih menatap Elang dengan tatapan tak kalah datar.

"Kelas 12, SMA Pancasila."

Rafiq menghela napas kala dua manusia kutub dipertemukan. Ya gini, perang dingin mulu.

Pria paruh baya itu melirik keduanya bergantian yang masih bertatapan tetapi tidak ada yang memulai obrolan. Dia berdehem keras, menyadarkan dua manusia datar yang ada dihadapannya sekarang.

"Elang, mari duduk dulu." ujar Rafiq lalu beralih melirik anak gadisnya.

"Zila, tolong ambilin minum buat Elang ya." perintah Rafiq yang dibalas anggukan oleh gadis itu.

Lalu dua pria itu langsung duduk di sofa yang sangat empuk dan sesekali mengobrol. Dua menit kemudian, Zila datang ke ruang tamu membawa nampan yang diatasnya ada dua gelas jus mangga dan sedikit cemilan.

"Ini, Yah."

Rafiq mengangguk dan mengkode Zila untuk duduk disamping nya.

Rafiq berdehem pelan, "Seperti yang Om bicarakan tadi di Kafe, dan kamu setuju untuk menjadi guru privat Matematika Zila."

"Jadwal nya kamu aja yang atur ya Lang. Kalo kamu gak bisa gak usah di paksain, Om ngerti kok kamu juga udah kelas 12." tutur Rafiq sambil tersenyum.

"Iya, Om." balas Elang singkat.

"Hm, yaudah.. Om pengen ke kamar dulu ya, kalian ngobrol-ngobrol aja dulu," ujar Rafiq dan langsung melenggang pergi ke kamarnya.

Setelah Rafiq pergi ke kamarnya, tidak ada yang mau membuka pembicaraan. Elang yang sibuk dengan gadget nya, dan Zila yang masih bingung mau mulai obrolan dari mana.

Gadis itu jadi gelisah ditempat, dia tidak biasa memulai obrolan terlebih dahulu kalau bukan sama keluarga nya. Dia memutar otak, bagaimana caranya membuka pembicaraan.

LAZIFA [ Completed ✅ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang