Haii, maaf ya aku ga jadi double up. kemarin vote part 39 lebih sedikit dr pada part 40. Perbedaannya juga jauh banget. Yuk yang belum vote, bisa langsung vote part 39. Tinggal tekan bintang nya aja, kok. Gak sampe 5 menit. Jadi, tolong hargai penulis yaa.. 😌
Kalo part ini banjir votemment aku bakal up lagi besok.
Okee, aku harap kalian bisa mengontrol emosi untuk membaca part ini. Karena puncak konflik sudah dimulai.
Berhati-hatilah pada 3 hal :
1. Murkanya orang sabar,2. Marahnya orang yang suka bercanda,3. Kecewanya orang setia.
~•~•~•~•~•~•
Zifa meringis keras saat Sonia menarik tangannya paksa. Wanita itu membuka pintu rumah nya dengan kasar. Siapapun yang melihat Sonia saat ini, pasti akan menyeramkan. Wanita yang terkenal lemah lembut nya kini sedang tidak berlaku. Kuku-kukunya sedikit menancap di kulit mulus Zifa. Gadis itu terisak kecil seraya meminta untuk dilepaskan.
Sonia membanting tubuh Zifa ke atas sofa. Ia menatap putrinya yang tengah terisak itu dengan tatapan maut.
"Mi--"
PLAKK!
Satu tamparan mendarat mulus di pipi kiri Zifa. Dada Sonia kembang-kempis, ia menggelengkan kepala tak percaya. Menatap putrinya dengan sangat tajam membuat nyali Zifa menciut melihat Mami nya seperti ini.
"KEMANA OTAK PINTAR KAMU, NAZIFA?!" bentak Sonia hingga suaranya menggelegar seisi rumah.
Zifa menggeleng pelan, ia menundukkan kepala. Ia melihat Hendri dan Rayn turun tangga dengan sangat cepat melalui ekor matanya.
"Ada apa, Sonia? Kenapa kamu teriak-teriak?" tanya Hendri menghampiri istrinya.
Sonia berdecih.
"Mami kenapa marah-marah?" tanya Rayn. Kepala lelaki itu menoleh ke arah adiknya yang tengah ketakutan. Ia memeluk Zifa dari samping untuk menghilangkan rasa ketakutan pada adiknya.
"Sonia, kamu kenapa?" Hendri hendak memegang pundak istrinya namun Sonia mundur. Ia menatap Hendri dengan tatapan jijik.
"Iblis kamu, Mas!"
Rayn melotot mendengar Sonia mengatakan hal tercela itu. Sementara Hendri terkejut ketika melihat istrinya mengatai dirinya iblis. Kening pria itu mengernyit. "Aku iblis? Maksud kamu apa, Nia?"
"Gak usah berlagak bodoh, Mas. Kelakuan kamu selama ini sudah melewati batas!"
"Kamu ngomong apa, sih?" Hendri tak paham.
Sonia terkekeh sinis bercampur dengan pahit. Ia menatap Hendri dengan tatapan berkaca-kaca sekaligus kilat marah. "Kamu tau, Mas? Apa yang membuat aku menyesal sekarang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
LAZIFA [ Completed ✅ ]
Teen FictionNazila Maura Aryana, gadis yang memiliki kepribadian dingin, tak tersentuh, cuek dengan sekitar, namun tetap bersikap hangat pada keluarganya. Keluarga yang sebenarnya. "Gue cuma anak buangan yang pembawa sial," ucapnya seraya tersenyum getir. _____...