[42] Mimpi atau Memori?

1.8K 192 23
                                    

Jika rumah sultan sedang ada masalah keluarga, sudah pasti akan menjadi buah bibir tetangga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jika rumah sultan sedang ada masalah keluarga, sudah pasti akan menjadi buah bibir tetangga.

Para ibu-ibu dan bapak-bapak tengah mengerumuni rumah keluarga Atmaja karena mereka mendengar suara teriak-teriakan dari dalam sana. Mereka saling pandang dan bertanya-tanya.

"Eh, itu anak gadis pak Hendri kenapa teriak-teriak, ya? Udah mana pintu rumahnya gak ditutup. Jadi kan kedengeran banget," celetuk salah satu bu ibu.

"Iya, Jeng. Diriku juga sedang masak, terus denger Bu Sonia teriak-teriak sambil nangis. Ada apa, ya?" sahut ibu ibu yang lain.

Bapak-bapak yang berambut cokelat itu menoleh ke arah ibu-ibu yang tengah bergosip. "Tadi sih saya dengar mereka sebut pembawa sial gitu, Bu."

"Nah, kan. Saya juga dengar seperti itu, Pak. Terus saya juga dengar ada salah satu keluarga yang namanya dicoreng dari kartu keluarga," sahut Bapak-bapak yang berambut putih.

"Astaghfirullah. Siapa ya kira-kira? Penasaran pisan aing," celetuk remaja kuliah yang baru saja pulang dari kampus.

Bahan omongan tetangga sudah memenuhi gendang telinga seorang gadis dan lelaki yang berada diatas motor. Mereka saling pandang dan menggelengkan kepala. Mulut para tetangga memang tidak bisa diam. Pasti ada saja yang dibicarakan.

"Gosip mulu dah, heran gue. Kayaknya tetangga itu kalo ngegosip kaga kekurangan bahan. Tuh liat aja, bapak-bapak juga ikut nimbrung. Hadeh, Pak. Mending main catur sama saya, yok!" gerutu seorang lelaki yang memakai helm.

Gadis yang dibonceng pun hanya melirik sekilas lelaki itu, pandangannya kembali menatap rumah baru keluarga Atmaja. Ya, baru. Karena dulu saat ia masih di keluarga itu, rumahnya terletak di Bandung.

Di Jakarta adalah rumah baru Atmaja.

Mata tajam bercampur dingin itu mengedarkan pandangan dan tiba-tiba matanya membulat menangkap seorang laki-laki dan wanita yang bergandengan tangan.

"Bang Rayn sama Mami mau kemana?" batin gadis itu bertanya-tanya.

Rayn dan Sonia menatap bingung sekaligus malu karena tetangga sudah seperti wartawan yang mengumpul di rumah mereka. Tak sengaja pandangan Rayn menatap seorang remaja lelaki dan perempuan berboncengan diatas motor tengah menatap ke arah dirinya. Kening nya mengerut saat melihat perempuan yang dibonceng itu semakin merapatkan tubuhnya ke tubuh lelaki yang memboncenginya.

Yuda yang risih Zila semakin dempet-dempet pun mendengkus kasar. "Anjir, Zil. Gak usah dempet-dempet banget, napa," ujarnya ketus. Masalahnya gue cowok normal. lanjutnya dalam hati.

"Bentaran doang!" ketus Zila sambil menutupi kaca helm nya agar Rayn tidak melihat ia lagi.

Yuda menggertakkan giginya geram. Andai Zila tahu bahwa berdekatan lama-lama dengan gadis itu tidak baik untuk kesehatan jantung nya.

Yuda tahu apa yang terjadi dengan dirinya, tetapi ia gengsi untuk mengakui itu semua. Karena menurutnya ini sangat lah aneh, tapi nyata.

"Lagian lo ngapain sih pake buntutin Tante Sonia sama gebetannya Elang?"

LAZIFA [ Completed ✅ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang