Walaupun kau tidak pernah menoleh ke arah ku, tapi aku akan berusaha agar kau mau melihat diriku yang selalu mengejarmu."
- Nazifa Maula Atmaja.Seorang gadis berjalan sambil bersenandung ria membawa kotak bekal makanan untuk lelaki pujaannya. Dia tidak sabar bertemu dengan prince nya. Dia terkekeh geli saat menyebut prince nya di dalam hati.
"ZIFA!" teriak salah satu temannya yg bernama Rani Aurora Wijaya.
Gadis yang di panggil Zifa itu langsung terkejut dan menoleh ke belakang "Kebisasaan banget si lo, bikin orang jantungan aja," ujar gadis itu dengan wajah kesal.
"Hehe.. sorry yaa, btw mau kemana lo?" tanya Rani sambil menatap kotak bekal makanan yang dibawa oleh Zifa.
"Kepo lo! Udah sana gue mau ketemu sama prince gue."
"Idih, palingan di tolak lagi," ledek Rani
Mata Zifa memicing, merasa sedikit sebal dengan salah satu sahabatnya ini. "Ke kelas duluan gih, ntar gue nyusul." Setelah mengatakan itu, Zifa melihat seseorang yang sedang ia cari-cari saat ini. Matanya berbinar.
"Kak Elang! Tunggu dong!" teriak Zifa memanggil seorang cowok berparas tampan—berkulit putih, mata yang tajam serta hidung yang mancung bak perosotan—dan cuek terhadap lingkungan sekitar nya. Jangan lupakan sifat dingin dan datar yang ia tunjukkan ke semua orang.
Tidak ada jawaban dari lelaki yg ia panggil dengan nama 'Elang'. Lelaki itu tidak peduli dengan teriakan gadis yang memanggil nya.
"Ih. kakak nggak denger ya, aku bilang tunggu dulu. Aku ada sesuatu buat kakak." Zifa menyodorkan kotak bekal yang dia bawa untuk Elang. Namun seperti biasa, lelaki itu selalu menolaknya.
"Gak usah," tolak Elang ketus.
Siapa yang tidak kenal dengan Elang dan Zifa? seorang the most wanted girl yang selalu mengejar ngejar manusia es, Elang Arvino Ghazaly—the most wanted boy Walaupun sudah berkali kali tidak digubris oleh Elang, tetapi Zifa tidak peduli, dia terus mengejar Elang, laki-laki yang sejak Masa Pengenalan Lngkungan Sekolah menarik perhatiannya. Zifa akan terus mengejar Elang sampai dia mendapatkan lelaki itu.
"Tapi aku udah capek-capek siapin ini buat kakak. Aku bangun pagi banget buat bikin bekal ini." Zifa menundukkan kepala nya merasa sedih karena sudah ditolak berkali-kali.
"Bukan urusan gue! Siapa suruh bikin bekal kayak gitu, gue gak minta," balas Elang lalu pergi meninggalkan Zifa dengan santainya. Sementara Zifa hanya melengkungkan bibirnya. "Jahat banget ih."
Zifa berjalan ke kelas nya dengan langkah gontai dan tidak bersemangat. Dia sedang memikirkan cara agar bisa dekat dengan Elang, sang pujaan hatinya. Sampai di kelas, ia menghampiri gadis yang sedang memainkan ponselnya. "Ran, bekal gue ditolak sama kak Elang lagi, masa. Kenapa sih susah banget bisa deket sama tuh kulkas."
Rani mengalihkan pandangannya dan tertawa keras. "Rasain! Lagian durhaka sama gue." Bukannya kasihan melihat Zifa cemberut Rani justru meledek Zifa.
Zifa melotot. "LO SAMA AJA KAYA KAK ELANG GAK PUNYA HATI!" Zifa berteriak sangat kencang, semua yang ada di kelas langsung menoleh kepada Zifa.
"Sstttt... Bisa diem gak sih lo, bikin malu gue aja." Rani membekap mulut Zifa.
"Bisa-bisanya yaa ngomong gitu, biasanya juga lo yang bikin malu gue, kan suara lo kaya toa!" balas Zifa membalas Rani dengan sarkas dan tidak mau kalah.
"Hehehe.. yaudah si mana gue tau suara gue kaya toa, kan yang denger lo bukan gue," timpal Rani cengengesan.
"Udah ah, pusing mau makan." Zifa beranjak dari tempat duduk dan pergi ke kantin. Bekal untuk Elang? Sudah ia kasih kepada adik kelas yang lewat tadi. Lagi pula itu bukan masakan Zifa tapi masakan Mami nya.
"Lah, pusing kok makan?" Rani menggaruk pelipisnya bingung, namun kemudian ia berlari mengejar sahabatnya.
"Fa, tungguin, dong!"
****
Zifa memilih tempat duduk paling pojok kantin dan memesan makanannya. "Mang, bakso 2 mangkok ya, sama jus jeruk nya dua."
"Siap, Neng."
"OMG, Faa liat deh itu geng nya kak Elang!" pekik Rani antusias.
"Hah? Serius lo, Ran?" jawab Zifa tak kalah antusias ketika mendengar nama 'Elang' disebut.
"Iya itu yang lagi di deketin sama cabe cabean," sahut Rani melirik ke meja Most Wanted sambil memakan bakso yang sudah di beri Mang Ujang tadi.
"Kok Kak Elang mau si diajak foto sama si cabe, tangannya dipegang lagi." Zifa kesal dan cemburu melihat kedekatan Elang dengan beberapa kakak kelas yang sangat centil itu.
"Kan gue cemburu," lanjut Zifa kesal sambil mengerucutkan bibirnya.
"Emang lo siapa nya sampe cemburu?" celetuk Rani asal. "Eemm, pacar? Bukan. TTM? bukan juga. Calon istri? Apa lagi. Ya pasti bukan jawabannya," lanjutnya dengan jari mengetuk ngetuk dagunya seperti orang berpikir. Jangan lupakan watados (wajah tanpa dosa) yang membuat Zifa kesal setengah mati. Tidak lihat apa, muka Zifa udah merah padam gitu? Rani memang menyebalkan.
"Heh, dasar sahabat laknat! bukannya ngedukung malah kaya gini. Don't have akhlak banget dah," cibir Zifa kesal dan sengaja menekankan kalimat 'Don't Have Akhlak'.
"Eh, btw Ghina kemana ya? Kok gue gak liat dia dari tadi," ujar Rani tiba tiba yang seakan akan tidak peduli dengan cibiran orang di sampingnya.
"Mana gue tau emang gue mak nya," sinis Zifa yang masih kesal dengan Rani.
"Sinis amat mbak nya, slow dong ntar—"
"HELLO EPRIBADEH! GHINA YANG UNYUU INI DATANG, YUHUU!" teriak seorang gadis kuncir kuda yang sempat memotong ucapan Rani.
Sontak semua yang ada di kantin langsung menoleh ke sumber suara, termasuk kumpulan Most Wanted yang membuat Zifa dan Rani langsung meringis mendengar teriakan sahabat nya yang agak somplak itu. Memang, diantara bertiga hanya Zifa yang agak waras, sedangkan dua orang itu otak nya sudah geser sejak lahir. Mungkin?
Siswa siswi yang ada di kantin langsung mendengkus kesal, karena makan siang mereka terganggu oleh teriakan gadis itu.
"Hehehe.. Hai Razif! Lunch kok gak ngajak-ngajak sih, masa Ghina yang unyu nan imut ini di tinggal gitu aja," kata Ghina pura pura ngambek dengan dua sahabat nya itu. Rani dan Zifa memutar bola mata nya malas. Sudah jengah dengan tingkah laku Ghina yang memang tidak ada habis nya.
"Untung temen, kalo gak udah gue buang ke Benua Antartika," ucap Rani dan Zifa bersamaan.
"Jahad kalian beb," ucap Ghina sok dramatis. Bukan nya gemas dengan wajah Ghina yang seperti itu Rani dan Zifa malahan jijik dan bergaya seolah olah ingin muntah.
Sedangkan di kumpulan Most Wanted...
"Lang, lo beneran gak mau buka hati gitu buat Zifa? Dia itu cantik, body goals, putih, berprestasi lagi sama kaya lo, apa coba yang kurang? Kalo kalian jadian wah jadi couple goals di SMA Pancasila tuh," saran salah satu temannya yang bernama Faisal atau sering di panggil dengan Ichal.
"Iya Lang, dia itu udh perfect banget sih menurut gue. Terima aja sih, Lang. Dia udah lama, kan, ngejar ngejar lo dari kelas sepuluh," usul teman lainnya yang bernama Novaldo atau sering di panggil dengan Noval.
Elang mendengkus kesal mendengar celotehan sahabat nya yang tidak bermutu itu dan menjawab "Gak ada yang sempurna di dunia ini woy!" Dia sangat kesal, apa lagi menyangkut Zifa.
Mood nya bisa turun drastis. Bukannya apa-apa, Elang hanya ingin focus dengan masa depannya sekarang, belum ingin memikirkan seorang gadis."Oh, gitu, Lang? Shiap, shiap, shiap!" seru Ichal dan Noval dengan nada viral yang awal nya membuat Elang mendelik tajam dan akhirnya tersenyum tipis. Sangat tipis.
.
.
Revisi, 1 Mei 2023
KAMU SEDANG MEMBACA
LAZIFA [ Completed ✅ ]
Teen FictionNazila Maura Aryana, gadis yang memiliki kepribadian dingin, tak tersentuh, cuek dengan sekitar, namun tetap bersikap hangat pada keluarganya. Keluarga yang sebenarnya. "Gue cuma anak buangan yang pembawa sial," ucapnya seraya tersenyum getir. _____...