[53] Keadaan LAZIFA

2.8K 234 24
                                    

Part kemarin yg baca 200+ tapi yg ngevote setengahnya, sad :")

Aku harap kalian nggak bosen sama cerita LAZIFA karena bentar lagi cerita ini akan tamat. Vote dan komen nya yuk! Ramaikan part ini yaash.

Baru selesai nulis langsung up, semoga nyaman sama penulisannya ya pren wkwk

Happy reading !💗

.
.
.
.
.
.

Suara Rafiq yang berteriak di rumah sakit sangat bergema hingga membuat orang disekitarnya sedikit terganggu. Pria itu benar-benar hilang kendali saat resepsionis malah memperhatikan wajah Yuda yang manis itu dibanding menjawab pertanyaan Rafiq ruang UGD ada di sebelah mana.

BRAK!

"JAWAB, SUS!" Bukan Rafiq, tetapi Yuda. Lelaki itu juga kesal karena daritadi susternya malah memperhatikan wajahnya.

Suster itu tersentak. Ia menjawab dengan nada gemetar, tak berani menatap Rafiq.

Setelah diberi tahu, akhirnya mereka semua langsung berlari kencang hingga menabrak pasien-pasien lainnya. Jihan meminta maaf atas kesalahan Rafiq, Yuda dan Faqih yang tidak mempedulikan orang disekitarnya terjatuh.

Langkah ketiga cowok itu mulai lambat saat melihat orang ramai di depan ruang UGD. Mata Jihan mengerjap-ngerjap menatap Sonia dan Ratih yang sedang berpelukan. Tangisan tak dapat ia bendung lagi, rasanya ingin sekali Jihan menghampiri kedua sahabatnya saat SMA dulu tetapi Jihan takut. Setelah sekian lama mereka tidak berjumpa dan sekalinya bertemu malah dalam keadaan yang genting seperti ini.

Jihan memilih menepi dan bersembunyi di belakang Rafiq dan Yuda.

"Rafiq," gumam Sonia dan Ratih saat melihat teman suami mereka dahulu saat masih sekolah. Mata mereka beralih menatap wanita yang bersembunyi dan memilih pura-pura tidak melihat.

Sonia dan Ratih saling tatap. "Jihan," gumam mereka bersama.

Jihan tersentak mendengar gumaman itu. Walau kecil namun jika yang bersuara adalah dua orang pasti terdengar. Ditambah, semuanya menjadi hening saat Rafiq, Jihan, Yuda dan Faqih datang.

Ceklek.

Pintu dibuka dan menampilkan seorang wanita yang memakai jas berwarna putih dan hijab berwarna pink dusty itu mengedarkan pandangan, melihat betapa ramainya orang di depan ruangan.

Walau sedikit bingung, akhirnya ia bertanya. "Maaf, disini siapa yang menjadi orang tua Nazila?"

"Saya, Dok," ucap Rafiq, Sonia dan Jihan bersama.

Semua yang ada disana melongo. Begitupun Ratih yang bingung menatap Sonia. Ia menyenggol lengan Sonia membuat wanita itu menoleh. "Kamu ngapain bilang 'saya', Sonia? Orang tua Nazila adalah Rafiq dan Jihan," ucap Ratih yang diabaikan oleh Sonia.

"Bagaimana dengan kondisi putri kami, Dok?" tanya Rafiq dan Jihan kompak. Hati Sonia merasa berdenyut nyeri mendengar pengakuan dari mereka. Sonia akui, jika ia hanya mengandung Zila selama 9 bulan dan merawat Zila 6 tahun lamanya. Sementara Rafiq dan Jihan yang merawat dan mendidik Zila selama 11 tahun lamanya.

Dokter cantik itu mengangguk paham. "Bisakah kita berbicara di ruangan saya, Pak, Bu? Ini masalahnya sangat serius."

"Tidak!" Sonia membantah dengan tegas membuat semua orang disana mengernyitkan dahi. "Beri tahu disini saja, Dok. Agar kami semua disini tahu bagaimana kondisi putri sa—"

"Putri kami," potong Rafiq sambil merangkul Jihan, lalu menatap Sonia tajam.

Dokter itu bingung, namun ia mengangguk pelan. "Begini, Pak, Bu. Nazila mengalami tembakan tepat di dada sebelah kirinya, yaitu jantung. Kami para medis sudah mengeluarkan peluru itu dari jantung Zila, tetapi..."

LAZIFA [ Completed ✅ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang