Part 38

364 23 0
                                    

Tidak hanya kesalah pahaman saja yang butuh penjelasan, aku juga butuh penjelasan serta kejelasan dari hubungan kita.

- Bacotan Author.
________________________

Langit terdiam membisu, kenapa semuanya menjadi semakin rumit? Dia masih tak mengerti dengan apa yang terjadi dalam keluarganya.  Banyak pertanyaan yang berkeliaran dalam benak Langit, terutama untuk apa mereka mencari Langit? Dan kenapa Dirgantara sampai segitunya menyembunyikan Langit dari mereka?

Dia bingung. Langit bingung harus bagaimana, apa yang harus dia lakukan? Dirgantara, Mentari, serta mantan ayah angkat sang bunda, ada apa dengan mereka semua? Apa inti permasalahan dari semua ini? Dan siapa yang bisa Langit percaya di sini?

"Pah, untuk apa dia nyari Langit dan kenapa Papah nyembunyiin Langit dari mereka? Sebenarnya apa yang terjadi, Pah?" tanya Langit lirih.

Dirgantara terlihat menghela napas, dia mengusap wajahnya gusar. "Pah, jawab! Langit butuh jawaban, Langit butuh penjelasan dari Papah!" tegas Langit seraya mehgoyah-goyahkan lengan Dirgantara.

"Karena ... mereka mau kamu ... kamu–"

"Apa, Pah?!" tanya Langit sedikit membentak seraya menatap Dirgantara penuh tanya, Dirgantara memejamkan mata seolah tak kuasa untuk mengungkapkannya. "Mereka mau kamu gak ada di dunia ini," cetus Dirgantara seraya berusaha menahan tangis.

Langit terdiam, tubuhnya lemas, tangannya bergetar hebat, dia percaya tak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Dirgantara. Jika iya merema memang ingin membunuh Langit, tapi kenapa?

"Papah gak bohong, kan?" tanya langit lirih. Dirgantara tak menjawab, dia hanya bisa memeluk Langit dengan air mata yang menetes dari pipinya.

"Maafin Papah Langit. Ini salah Papah," lirih Dirgantara dengan isakan tangis menghiasi.

Tiba-tiba pintu terbuka. "Mas! Jadi bener apa yang El katakan, Langit masih hidup?" tanya seseorang wanita paruh baya dengan air mata yang berlinang di pipinya. Di belakangnya ada seorang gadis yang juga tengah menangis.

"Tari?"

"Bunda?"

Dirgantara dan Langit memanggil Mentari bersamaan.

"Langit," lirih Mentari seraya berlari memeluk Langit yang terduduk di atas kasur rumah sakit. Tangis mereka pecah, tidak hanya Langit dan Mentari saja, tetapi juga tangis Dirgantara dan Angel.

Suasana ruangan yang tadinya terasa tegang langsung berganti menjadi haru. Ibu, ayah, serta dua orang anak yang sudah sangat lama terpisahkan kini kembali betemu.

Pandangan mata Angel dan Dirgantara bertemu. "Jadi, anda Papah saya?" tanya Angel dengan air mata yang terus menetes dari kelopak matanya. "Kam ... kamu El?" tanya Dirganatara terbata-bata. "Kamu El anak gadis Papah?" Angel mengangguk. Dirgantara menarik napas, dia tersenyum bahagia sebelum akhirnya berhambur memeluk Angel.

"Kamu Gaea Angelya Dirgantara? Kamu anak saya? Kamu masih hidup, Nak? Papah bahagia kamu masih hidup, Papah bahagia bisa liat kamu lagi, maafin Papah, maafin Papah sayang," lirih Dirgantara. Dia bersimpuh seraya mencium kedua tangan Angel, lelaki paruh baya itu menatap wajah Angel lalu kembali memeluknya dengan tangis bahagia.

"El juga bahagia ketemu sama Papah," lirih Angel tanpa melepaskan pelukan Papahnya.

Seperti halnya Langit, mentari sudah menjelaskan pada Angel kenapa dia menyembunyikan Angel dari Papahnya. Bahkan, menyembunyikan dia dari dunia. Mentari juga mempunyai alasan yang sama seperti Dirgantara yaitu melindungi Angel dari orang-orang yang dia sebut keluarga, karena ayahnya tidak hanya menginginkan Langit, tetapi juga menginginkan Angel.

Langit [COMPLETED ✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang