Part 2

1K 52 1
                                    

Tidak berlebihan bukan? Jika aku berharap, kali ini Tuhan benar-benar menakdirkan kita untuk bersatu bukan hanya bertemu.

- Langit Aditya D.

__________________

"Cahaya," ujar Langit seperti tak percaya dengan apa yang ia lihat.

"Hai," sapa Cahaya seraya tersenyum kikuk.

"Aku boleh 'kan duduk di sini?" tanya Cahaya.

"Tentu," jawab Langit singkat diakhiri dengan senyuman manisnya.

Mereka kembali terdiam seraya memperhatikan guru yang tengah menjelaskan pelajaran di depan sana.

"Nama kamu siapa?" tanya Cahaya mencoba memberanikan diri bertanya pada Langit.

"Sorry gue lupa memperkenalkan diri, kenalin gue Langit Aditya Dirgantara, cowok tertampan se-Indonesia," ujar Langit seraya mengulurkan tangannya.

Cahaya menerima uluran tangan Langit, "Owh, salam kenal, aku Cahaya In–"

"Cahaya Indah Purnama," potong Langit.

"Kok bisa tau?" tanya Cahaya kembali dibuat heran dengan lelaki di hadapannya ini.

Langit tidak menjawab ia mengidikan bahunya, lalu kembali menatap papan tulis.

Cahaya menatap Langit dengan tatapan penuh tanya, sebenarnya siapa lelaki di hadapannya ini? Kenapa dia bisa tahu nama panjangnya padahal mereka baru bertemu hari ini?

Kemudian Cahaya menggelengkan kepalanya menghilangkan berbagai pertanyaan yang muncul dalam benaknya, ia lebih memilih fokus belajar.

Saat jam istirahat tiba, Cahaya bingung harus ngantin bersama siapa, ia belum mengenal teman-teman barunya, kecuali Langit. Hanya lelaki itu yang Cahaya kenal.

"Hari ini lo ngantin bareng gue aja," ujar Langit seperti tahu apa yang sedang Cahaya pikirkan.

"Tap–"

"Gue gak nerima penolakan." Lagi-lagi Langit memotong ucapan Cahaya, sepertinya lelaki itu hobi memotong perkataan orang lain.

Langit dengan entengnya menarik tangan Cahaya menuju kantin, lelaki itu menggenggam tangan Cahaya dengan erat seolah tidak ingin kehilangan gadis itu, selama berjalan dengan Langit yang menggenggam tangan Cahaya banyak orang yang memperhatikan mereka seraya berbisik-bisik ria, hal itu membuat Cahaya tidak nyaman.

Mereka heran dengan Langit yang biasanya berjalan sendirian dan paling anti dengan yang namanya perempuan, kini ia justru tengah menggenggam tangan seorang perempuan yang mereka ketahui sebagai siswa baru.

Mereka heran sekaligus iri dengan perempuan yang Langit genggam tangannya, selama ini Langit terlalu dingin sampai-sampai tidak ada perempuam yang berani mendekati lelaki itu kecuali Angel. Bahkan Angel yang cantiknya bak Dewi Yunani pun tidak bisa melelehkan hati Langit yang sedingin es, tetapi gadis itu? Apa yang sudah gadis itu lakukan hingga dia bisa melelehkan hati Langit.

"Lang–" ucapan Angel terhenti sebelum selesai ketika melihat Langit berjalan dengan seorang perempuan.

Angel langsung mendorong Cahaya membuat Cahaya terhuyung ke belakang, untung saja Langit berhasil menahan tangan Cahaya sehingga Cahaya tidak terjatuh.

"Ekh! Lo siapa berani-beraninya deketin cowok gue?!" tanya Angel.

"Harusnya gue yang nanya, lo siapa berani-beraninya dorong Cahaya?!" tanya Langit seraya menyembunyikan Cahaya di belakang tubuhnya. Cahaya hanya diam saja ia terlalu kaget dengan apa yang terjadi.

Langit [COMPLETED ✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang