Aku memang butuh perhatian serta kasih sayang, tetapi apa yang bisa aku lakukan jika tidak ada yang mau memberikan?
- Langit Aditya D.
___________________
Hari ini Langit kembali tidak masuk sekolah, katanya nanggung kalau sekolah besoknya juga libur. Jadi Langit genap satu minggu tidak masuk sekolah tanpa keterangan.
Kemarin, Bian datang ke apartemennya, kebetulan Langit sedang berada di sana. Sahabatnya itu menanyakan kemana perginya Langit, Langit hanya menjawab tidak kemana-mana, mungkin saat Bian datang dia sedang tidak di rumah. Langit belum bisa memberi tahu kejadian yang sebenarnya pada Bian, untung saja sahabatnya itu percaya.
Mulai hari ini, Langit sudah mulai bekerja baruh waktu. Hari pertamanya bekerja semuanya baik-baik saja dan Langit juga cukup nyaman dengan pekerjaan barunya sekarang.
Apalagi bermain gitar adalah salah satu hobinya, ya meskipun hobinya itu dilarang oleh sang ayah. Maka dari itu, Langit meninggalkan hobinya, ya meskipun dia tidak benar-benar meninggalkannya.
***
Hari ini adalah hari senin, Langit sudah sampai di sekolah, dia langsung menuju kelas. Tidak lama kemudian upacara pun di gelar.
"Ekh, lo kemana aja?" tanya Andin setelah selesai upacara dan berjalan menuju kelas.
Langit tidak menjawab, dia hanya tersenyum kecil saja, lagi pula Langit bingung harus menjawab apa.
"Lo rindu gak sama gue?" tanya Langit pada Cahaya.
"Enggak," sahut Cahaya. Cahaya memang tidak merindukan Langit, dia hanya sedikit merasa ada yang hilang, namun percayalah Cahaya tidak merindukan Langit ataupun merasa kehilangannya!
"Yaah, padahal gue rindu loh sama lo," jawab Langit dengan wajah memelasnya.
Cahaya hanya mengidikan bahunya tak peduli. Dari jam pelajaran di mulai, mereka tidak banyak berbicara, sebenarnya Langit sering berbicara hanya saja Cahaya jarang menjawabnya.
Akhirnya jam istirahat tiba, mereka langsung menuju kantin memilih bangku yang berada di pojok sebagai tempat duduk, tempat itu kini sudah menjadi tempat favorit mereka.
Cahaya dan Langit tiba duluan di kantin, karena Andin akan menemui pacarnya dulu di kelas 11 IPS-2, yang mana itu merupakan kelas Bian juga.
Saat sampai di sana, yang Andin temui bukanlah sang kekasih, dia malah melihat kejadian mengejutkan di mana dia melihat Bian diam-diam memasukan sebuah benda berbentuk hati berwarna merah muda ke dalam sebuah tas seseorang.
Saat Bian berbalik, dia kaget saat menemukan Andin tengah berdiri di ambang pintu. "Andin lo udah lama di sani dan lo ngapain di sini?" tanya Bian gelagapan.
"Enggak kok, baru aja. Ini gue mau nyamperin Aldo."
"Oh, iya, tadi Aldo tetep pesan sama gue, katanya kalau lo ke sini bilang aja Aldo mati ke cebur got gara-gara liat pacarnya jalan sama cowok lain."
Mendengar ucapan Bian, Andin langsung berdecak sebal, sudah dia duga, Aldo pasti marah. Kalau sudah begini bagaimana coba?
"Lo lagi ada masalah sama dia?" tanya Bian. Bian cukup bersahabat bersama Aldo, jadi sedikit banyak dia tahu tentang hubungan mereka. Kebetulan Aldo tidak hanya teman satu kelas, tetapi juga teman satu eskul di eskul basket.
Andin tidak banyak bercerita, dia hanya bilang bahwa kemarin Aldo sempat melihat dia jalan dengan seorang cowok, rupanya Aldo cemburu serta salah paham, padahal cowok yang bersama Andin itu adalah sepupunya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Langit [COMPLETED ✔]
Ficção Adolescente[Follow akun aku kalau mau] Langit Aditya Dirgantara, lelaki misterius yang irit bicara, masalalu yang kurang menyenangkan membuatnya menarik diri dari semua orang. Di tengah gelapnya hidup Langit, Tuhan memberikan malaikat tak bersayap untuk menyin...