Di dunia ini tidak ada yang kebetulan, semuanya telah diatur oleh Tuhan, termasuk pertemuan kita.
- Langit Aditya D.
__________________
Hari ini sama seperti hari-hari sebelumnya, Langit dengan motor sportnya mulai memasuki area sekolah, setelah memarkirkan motor ia melepas helm full facenya lalu mulai berjalan memasuki sekolah.
Langit tidak langsung ke kelas, melainkan ia berbelok menuju kantin.
"Hai, bro!" sahut seorang laki-laki yang tengah duduk sendirian di meja kantin. Langit tidak menjawab ia hanya tersenyum kecil lalu menghampiri lelaki itu.
"Lo udah sarapan?" tanya seorang lelaki tadi yang diketahui bernama Abian Barra Walandou, seorang lelaki tampan dengan keturunan Indonesia-Belanda.
Abian Barra Walandou atau kerap kali dipanggil Bian itu merupakan sahabat Langit satu-satunya, bahkan Langit sudah menganggap Bian sebagai saudaranya sendiri. Tidak hanya tampan, lelaki itu juga ramah dan murah senyum, serta perhatian.
"Belum," jawab Langit datar.
"Heh, kebiasaan, udah gue bilangin jaga kesehatan jangan lupa sarapan, batu lo," omel Bian dengan wajah kesalnya.
Langit yang mendapatkan omelan dari Bian hanya tersenyum kecil, sangat kecil, bahkan ia tidak terlihat sedang tersenyum. Langit sudah sering mendengar omelan dari Bian, terkadang omelan Bian membuatnya teringat dua orang yang sangat ia sayangi, tetapi sayangnya kedua orang itu telah pergi meninggalkan Langit.
Tanpa bicara, Bian beranjak dari duduknya, lalu ia kembali dengan semangkuk bubur ayam.
"Thanks," jawab Langit tersenyum lebar seraya melihat makanan kesukaannya.
Makanan kesukaan Langit sejak kecil tidak pernah berubah, lelaki itu masih tetap menyukai bubur ayam. Karena bubur ayam selalu bisa mengingatkannya kepada perempuan yang amat ia sayangi.
"Pagi Langit!" sapa seorang perempuan membuat Langit menghentikan makannya, lalu menatap seseorang itu dengan tatapan malas.
"Ck, ganggu aja," desis Bian saat melihat kedatangan gadis itu. Gadis yang selalu memperkeruh keadaan.
"Dih, suka-suka gue dong, lagian gue nyapa Langit kali bukan nyapa lo, wlee," sahut perempuan itu sewot diakhiri dengan juluran lidah.
Langit tidak membenci gadis itu, tetapi ia terkadang merasa risih dengan kehadiran dia yang selalu menganggu ketengan. Mulutnya yang tidak bisa diam dan tingkah lakunya yang centil membuat Langit tambah ilfeel.
Dia, Gaia Angelya, cewek cantik dengan kulit putih dan tubuh ideal, Angel merupakan seorang perempuan yang selalu mencari perhatian Langit. Sejak masa orientasi siswa, Langit sudah menjadi inceran gadis itu.
Angel langsung duduk di sebelah Langit yang masih melanjutkan sarapannya tanpa menghiraukan Angel.
"Langit kamu lagi sarapan ya?" tanya Angel.
Langit tidak menjawab, lelaki itu hanya diam saja seraya menikmati sarapan paginya.
"Langit jawab dong, gue 'kan nanya."
"Ngapain gue jawab? Pertanyaan lo itu gak butuh jawaban!" jawab Langit tegas dengan wajah tanpa ekspresi.
"Ikh gue 'kan cuman nanya, sensi amat kek cewek lagi PMS," gerutu Angel.
"Ekh, Lang, nanti ngantin bareng gue ya? Gue gak nerima penolakan, titik!"
"Dan gue gak nerima ajakan." Setelah mengatakan itu, Langit meminum air yang tersedia di atas meja, lalu ia mengambil tas kemudian berjalan meninggalkan kantin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Langit [COMPLETED ✔]
Ficção Adolescente[Follow akun aku kalau mau] Langit Aditya Dirgantara, lelaki misterius yang irit bicara, masalalu yang kurang menyenangkan membuatnya menarik diri dari semua orang. Di tengah gelapnya hidup Langit, Tuhan memberikan malaikat tak bersayap untuk menyin...