Part 21

372 24 0
                                    

Selama apapun kamu pergi, cinta aku untuk kamu tetap abadi.

- Langit Aditya D.

___________________

Usai pulang dari rumah Cahaya, Langit langsung menuju rumah sakit, karena dia lupa belum menebus obat yang sudah diresepkan oleh dokter.

Selesai menebus obat, Langit berjalan ke parkiran, dari kejauhan Langit sudah melihat sang paman yang tengah bersandar di belakang mobil Langit.

"Kamu kemana aja sih? Om teleponin gak diangkat?" tanya Baskara seraya menatap Langit horor.

"Hehe maaf Om, tadi Langit ada urusan," jawab Langit seraya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Bisa-bisanya kamu kabur dari rumah sakit."

"Langit gak kabur Om, tadi Langit cuman pergi bentar lalu balik lagi."

Baskara menggeleng-gelengkapan kepalanya, lalu dia mengusap kepala Langit.

"Kamu mau pulang ke rumah Om?" tawar Baskara, Langit menggekengkan kepalanya sebagai jawaban.

"Oke, jangan lupa diminum obatnya."

"Iya, Langit bukan anak kecil kok," jawab Langit.

"Justru karena kamu bukan anak kecil, jadi susah diatur!" tegas Baskara sedangkan Langit hanya cengengesan saja menanggapinya.

"Yaudah Om, Langit pulang dulu."

Setelah itu, Langit kembali ke apartemennya, lalu dia mulai mencari pakaian yang akan dia gunakan nanti saat makan malam bersama Cahaya. Langit terlihat bersemangat, tidak seperti biasanya.

Lelaki itu juga mengabari kepada Harry bahwa hari ini dia tidak bisa bekerja, untung saja Harry mengizinkan Langit, kalau tidak bisa-bisa acara Langit gagal.

Saat sudah pukul tujuh tiga puluh malam, Langit langsung meluncur menjemput Cahaya, sepanjang jalan menuju rumah Cahaya dia terus tersenyum, bertolak belakang dengan sikapnya selama ini.

***

Akhirnya mereka sampai di restoran favorit Langit. Lelaki itu langsung memasuki restoran bersama Cahaya, memang bukan makan malam romantis, hanya makan malam biasa sesuai kantong remaja.

Setelah memesan makanan, mereka sama-sama terdiam, mata Langit terus tertuju pada Cahaya, lelaki itu menatapnya dengan intens.

"Kenapa sih natapnya gitu banget?" tanya Cahaya yang merasa risih karena terus-terusan ditatap oleh Langit seperti itu.

"Gue lagi mengagumi ciptaan Tuhan yang paling indah," jawab Langit tanpa mengedipkan matanya.

"Ish," desis Cahaya lalu dia mengusap wajah Langit agar tidak terus-terusan menatapnya.

Sejak tadi Langit tidak berhenti tersenyum, matanya berbinar bahagia, Cahaya heran sendiri dengan sikap Langit yang seperti itu.

Setelah makanan tersaji di atas meja, mereka langsung menyantapnya dalam keheningan, sesaat Cahaya memperhatikan Langit yang terlihat begitu bahagia. Lelaki itu seperti anak kecil saat diberikan hadiah.

Namun, entah mengapa Cahaya juga merasa bahagia melihat Langit tersenyum seperti itu.

"Kamu kok kayaknya seneng banget makan malam sama aku, atau perasaan aku aja?" tanya Cahaya.

"Enggak kok, gue emang seneng banget bisa makan malam sama lo."

"Kenapa?"

"Karena biasanya gue makan sendirian."

Langit [COMPLETED ✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang