Part 5

595 39 3
                                    

Hai apa kabar?

Kalian tau informasi baru gak? Vote dan comment dari kalian itu semangat aku! Jadi, vote dan comment sebanyak-banyaknya ya! Ekh, lupa, vote kan cuman bisa satu kali 🤣

***

Lo itu seperti pelangi, selalu memberi warna dalam hidup gue.

- Langit Aditya D.

__________________

Semuanya berjalan dengan normal, Langit lebih banyak diam ketimbang berbicara, ya karena memang tidak ada teman untuk dia ajak berbicara. Sedangkan Cahaya, gadis itu tampaknya sedang mengobrol dengan beberapa siswi di kelas barunya.

Cahaya itu pendiam, kalem, tapi mudah beradaptasi. Jadi, tidak heran jika dia sudah mendapatkan teman selain Langit. Para gadis itu terlihat asyik mengobrol, padahal Cahaya murid baru di sini. Sedangkan Langit, dia sudah lama berada di kelas ini, tetapi dia belum mendapatkan teman yang benar-benar teman, bahkan mengobrol dengan mereka pun bisa dihitung dengan jari.

Tanpa Langit ketahui, dirinya lah yang menjadi topik perbincangan mereka hari ini. Sepertinya lelaki itu memang selalu menjadi topik hangat, tingkahnya yang cuek, dingin dan misterius rupanya berhasil membuat para gadis itu penasaran.

Bukan hanya itu yang menjadi daya tarik seorang Langit, otaknya yang encer pun turut andil membuat Langit menjadi sorotan. Bahkan, Cahaya baru tahu ternyata Langit tidak hanya tampan dan menyebalkan, tetapi dia juga memiliki otak yang patut diacungi jempol.

Langit tampak sempurna, sudah tampan, mapan, cerdas juga mandiri, tetapi namanya juga manusia, pasti mempunyai kekurangan. Kurang kasih sayang salah satunya.

Mereka hanya memandang semua kelebihan Langit, bahkan Langit sering menertawakan mereka yang iri terhadap hidupnya. Andai saja mereka tahu apa yang sebenarnya terjadi dengan dunia Langit, mungkin mereka tidak akan pernah ingin menjadi Langit.

Langit akui, dirinya juga tidak jarang iri terhadap kehidupan mereka—teman-temannya. Namun, lelaki itu selalu menekankan dirinya untuk lebih mensyukuri dengan apa yang sudah tuhan beri.

Terkadang tidak semua yang terlihat indah itu menyenangkan, contohnya hidup Langit, mungkin sekilas terlihat sempurna, terlahir dari keluarga kaya raya, mempunyai kadar ketampanan di atas rata-rata, menjadi kebanggaan semua, tetapi nyatanya hidup Langit tidak seindah itu.

Begitulah kehidupan. Jika kalian tidak mensyukuri, maka kalian akan terus-terusan merasa iri.

Bel sudah berbunyi. Cahaya kembali ke tempat duduknya, dengan mengobrol bersama mereka, banyak hal yang Cahaya ketahui tentang Langit. Lelaki yang memiliki julukan manusia es dan kulkas berjalan.

Seperti yang sudah di jelaskan di awal, tidak ada perempuan yang berhasil menghangatkan dinginnya hati Langit, kecuali Cahaya.

Karena hal itu, Cahaya jadi berpikir, kenapa dirinya? Kenapa Langit bisa menerima dirinya sedangkan yang lain tidak? Mengapa Langit bisa bersikap sedemikian rupa terhadap dirinya? Ada apa? Akankah Langit memiliki niat tertentu padanya?

Semua pertanyaan yang tidak bisa Cahaya jawab, membuat dia semakin penasaran dengan siapa Langit yang sebenarnya, karena ada sesuatu yang mengganjal. Aneh rasanya jika seseorang yang bersikap dingin terhadap semua orang, tiba-tiba bersikap baik padanya. Pasti ada sesuatu yang bisa menjelaskan ini semua bukan?

***

"Lang, kamu itu sebenarnya siapa sih?" tanya Cahaya tiba-tiba saat mereka sedang duduk berdua di kantin.

"Gue ya gue. Gue Langit Aditya Dirgantara."

"Kalau itu aku juga tau kali," jawab Cahaya dengan sedikit nada kesal di dalamnya.

Langit [COMPLETED ✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang