Part 6

497 37 0
                                    

Terkadang aku merasa kehadiranku tidak diinginkan dalam keluarga ini, buktinya kalian terlihat sempurna tanpa aku.

- Langit Aditya D.

_____________________

Saat pulang sekolah, Cahaya kembali diantarkan oleh Langit, padahal gadis itu sudah jelas-jelas menolak. Namun, bukan Langit namanya jika ia tidak melakukan pemaksaan. Alhasil mau tidak mau Cahaya pulang dengan Langit.

Sudah memaksa untuk pulang bersama dan kini Langit malah memaksa Cahaya untuk ikut ke sebuah restoran terlebih dahulu, tentu saja restoran favorit Langit.

Seperti biasa, Langit duduk di bangku favoritnya, kemudian seorang waitress datang menghampiri Langit dan Cahaya.

"Selamat datang di restoran kami, silahkan di pilih menunya," ujar Fara seraya tersenyum sopan.

Baru saja Langit menganga akan berbicara, Fara langsung memotong.

"Note, di sini tidak tersedia bubur ayam."

Langit tersenyum tipis mendengar ucapan seorang Fara, sepertinya Fara mulai bosan mendengar pesanan Langit.

"Sama seperti kemarin," jawab Langit.

"Baik, kalau pacarnya mau pesen apa?" tanya Fara seraya menatap Cahaya. Cahaya mengernyit bingung, apa? Pacar? Sejak kapan dia menjadi pacar lelaki menyebalkan seperti Langit? Sedangkan Langit dia malah terkikik geli.

"Samain aja," jawab Cahaya cepat diakhiri dengan senyuman tipis. Sudahlah, tak apa, lagi pula mungkin waitressnya tidak tau.

"Baik." Setelah mengatakan itu, Fara langsung pergi meninggalkan meja Langit dengan Cahaya. Dia tidak berbasa-basi karena ia tahu apa yang akan di lakukan oleh Langit.

"Kok disamain, emang lo tahu gue pesen apa kemarin?" tanya Langit.

"Enggak," jawab Cahaya seraya nyengir.

"Terus kalau lo gak suka gimana?" tanya Langit. Walaupun Langit tahu bahwa Cahaya akan menyukai makanan itu, karena dia memang tahu segalanya tentang gadis itu.

"Aku pasti suka kok, aku gak pilih-pilih makanan," jawab Cahaya seraya mengidikan bahunya acuh.

"Bagus," sahut Langit seraya tersenyum dan mengusap rambut Cahaya.

Tidak lama kemudian, pesanan datang.

"Lang, boleh tukeran gak?" tanya Cahaya.

Lengit mengerutkan keningnya. "Lah? Kan makanannya sama."

"Pengen aja hehe," jawab Cahaya. Sebenarnya Cahaya takut. Takut Langit memasukan sesuatu ke dalam makanannya, siapa tahu kan dia sudah bersekongkol dengan karyawan yang ada di sini.

Tanpa banyak tanya lagi, Langit menukarkan piring mereka, setelah itu mereka menghabiskan makanan tersebut seraya mengobrol santai.

Setelah dilihat-lihat tidak ada apapun yang terjadi pada Langit dan Cahaya juga tidak merasakan apapun, setelah itulah Cahaya mulai menepis pikiran negatifnya tentang Langit, mungkin lelaki itu memang hanya ingin kenal saja.

Usai makan, Langit mengantarkan Cahaya pulang, setelah itu dia langsung pamit tanpa mampir lebih dulu.

Saat memasuki apartemen, terlihat seorang lelaki tengah duduk menyilangkan kakinya seraya menatap Langit. Dia adalah, Bian. Jika kalian bertanya bagaimana Bian bisa masuk ke dalam apartemen Langit, maka jawabannya karena Bian memegang kunci apartemen Langit dia juga tahu passwordnya.

"Ekh lo ngapain di sini?" tanya Langit lalu duduk di sebrang Bian.

"Lo kemana aja?"

"Makan di luar," jawab Langit.

Langit [COMPLETED ✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang