Cinta itu unik, bisa hadir kapan saja, bisa membuat seorang tertawa bahagia atau menangis terluka.
- Author.
____________________Setelah pulang dari rumah sakit, senyuman Cahaya tak pernah luntur. Begitu pula dengan senyuman Langit. Gadis cantik pemilik nama Cahaya itu sukses membuat dia jatuh cinta setiap saat. Langit juga berhasil membuat Cahaya merasakan perasaan aneh, tetapi membahagiakan itu.
Cahaya sudah kembali menjadi gadis yang ceria, tak ada lagi acara galau-galauan sampai lupa makan. Bahkan, gadis itu dua kali lipat lebih ceria dari biasanya, dia persis seperti remaja yang baru kasmaran.
Cinta. Hanya cinta yang mampu membuat seseorang seperti ini. Cinta itu unik, bisa hadir kapan saja, bisa membuat seorang tertawa bahagia atau menangis terluka.
Apa mungkin sekarang Cahaya benar-benar jatuh cinta dengan seorang remaja bernama Langit Aditya Dirgantara? Mungkin saja. Tidak ada yang tidak mungkin bukan?
Apa itu berarti Langit kembali berhasil membuat seorang Cahaya Indah Purnama jatuh cinta pada orang yang sama untuk kedua kalinya? Bahkan Cahaya bisa jatuh cinta tanpa tahu siapa Langit sebenarnya, tanpa tahu bahwa Langit adalah seseorang yang juga sempat membuatnya jatuh cinta di masalalu.
Cahaya kini sudah sampai di rumah, dia juga sudah mau makan sekarang. Saat Lestari bertanya kenapa Cahaya tak mau makan, gadis itu hanya menjawabnya dengan cengiran.
"Jadi, setelah ketemu Langit langsung mau makan nih?" tanya sang Bunda menggoda seraya menatap Cahaya.
Cahaya yang tengah minum langsung batuk-batuk setelah mendengar pertanyaan Lestari. Setelah acara batuknya selesai, dia langsung melotot menatap sang bunda. "Ikh Bunda apaan sih, gak gitu! Aku makan bukan karena ketemu sama Langit, tapi karena laper Bundaaaa," jawab Cahaya.
Lestari tertawa merasa bangga karena sudah berhasil menggoda anaknya.
"Iya deh iya, karena laper bukan karena Langit."
Cahaya hanya berdecek sebal lalu dia tersenyum tipis.
"Gara-gara kamu galau, liat deh, kamar kamu udah kayak kapal pecah," ujar sang Bunda.
Selama dalam masa galaunya, Cahaya senang sekali memberantakan kamar, hampir semua barangnya sudah tidak berada dalam tempatnya, seperti bantal yang berserakan di lantai, buku diary di atas kasur, boneka yang sudah tak tertata.
"Cahaya gak galau Bunda, Cahaya cuman lelah aja," sahut Cahaya seraya terkekeh geli jika mengingat tingkah menggelikannya itu, dia jadi sedikit heran, bagaimana bisa dia bersikap demikian?
Ponsel Cahaya berbunyi, nama Langit terpampang di layar ponselnya, entah mengapa jantung Cahaya tiba-tiba jadi deg-degan sudah seperti orang yang mau nerima hadiah undian. "Oke, Cahaya beresin deh," ucapnya seraya berdiri dan bersiap ngacir ke kamar.
"Kamu mau beresin kamar apa mau teleponan sama Langit hmm?" tanya sang Bunda setengah berteriak.
Cahaya tidak menjawab, dia malah semakin mempercepat larinya, saat sudah sampai di depan pintu kamar, Cahaya mengangkat telepon dari Langit yang untungnya masih belum mati.
"Hallo, Langit?" sapa Cahaya dengan napas yang masih belum teratur.
"Hallo Cahaya, kamu kok ngos-ngosan gitu? Kenapa?" tanya Langit dari ujung sana.
Cahaya terkekeh. "Enggak apa kok, Lang," jawab cahaya seraya berjalan pelan menuju tempat tidurnya.
Mereka berbicara banyak lewat telepon, tertawa karena lelucon yang Langit buat, tersenyum malu saat Langit melontarkan gombalan-gombalan receh ala Langit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Langit [COMPLETED ✔]
Fiksi Remaja[Follow akun aku kalau mau] Langit Aditya Dirgantara, lelaki misterius yang irit bicara, masalalu yang kurang menyenangkan membuatnya menarik diri dari semua orang. Di tengah gelapnya hidup Langit, Tuhan memberikan malaikat tak bersayap untuk menyin...