Hubungan Papah dengan Bunda memang sudah selesai, tetapi hubungan aku dengan Bunda tidak akan pernah selesai, tidak ada yang namanya mantan ibu jika Papah lupa.
- Langit Aditya D.
____________________Saat pulang manggung, Langit langsung pulang menuju apartemen. Keadaan apartemennya masih sama seperti tadi saat dia tinggalkan, gelap. Kemudian, Langit menyalakan lampu, namun saat berbalik dia dikagetkan dengan kehadiran sang ayah yang tengah duduk menatap tajam pada Langit.
Langit langsung membeku, dia menelan salivanya kasar, Langit sudah tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Langit berjalan perlahan mendekati sang ayah.
"Dari mana saja kamu?!" tanya sang Ayah lantang dengan nada dingin penuh amarah.
"Tadi–tadi Langit ke rumah temen dulu, Pah," jawab Langit dengan nada bergetar karena gugup.
Dirgantara berdiri, berjalan mendekati Langit, lalu ....
Plak! Satu tamparan mendarat sempurna di pipi Langit, tamparan kali ini lebih keras daripada sebelumnya hingga sudut bibir Langit berdarah.
"Apa ini?! Berani-beraninya kamu melakukan ini! Bukankah sudah saya peringatkan jangan meninggalkan sekolah!" teriak Dirgantara seraya menunjukan kertas yang sama seperti yang ditunjukan oleh Bu Rifa.
Langit mengusap darah yang keluar dari sudut bibirnya, kenapa? Kenapa hatinya terasa perih, bukankah yang terluka sudut bibirnya, tetapi kenapa hati ikut merasakan sakitnya, bahkan lebih sakit daripada sudut bibirnya?
"Mau jadi apa kamu nanti jika terus bolos sekolah, hah?!"
"Kenapa Papah tiba-tiba peduli pada Langit?" tanya Langit dengan nada datar seraya menatap sang Ayah.
"Ini bukan pertama kalinya Langit bikin kesalahan, ini juga bukan pertama kalinya Papah dapet surat dari sekolah, kenapa selama ini papah diem aja? Papah kemana aja? Kenapa baru marah sekarang?" tanya Langit.
Saat SMP, Langit pernah berkelahi sampai orang tuanya dipanggil, tetapi Dirgantara diam saja, bahkan dia tidak hadir ke sekolah, digantikan oleh Basakara. Saat SMA kelas satu, Langit sempat ikut tawuran bersama Bian, lagi-lagi sang ayah dipanggil dan dia juga tetap tidak hadir. Lalu sekarang, kelas dua SMA kenapa hanya karena dia bolos sekolah sampai marah seperti itu? Langit yakin, pasti ada alasan lain di balik ini semua.
"Langit berhenti bolos sekolah, berhenti melakukan hal-hal bodoh yang bisa membuat saya malu, dan berhenti menemui wanita itu! Harusnya kamu sadar siapa kamu sebenarnya!" teriak Dirgantara penuh amarah.
Langit tertawa sumbang, benara apa yang dia pikirkan, ada hal lain. Dirgantara memang selalu marah dan sensitif dengan segala sesuatu yang bersangkutan dengan mantan istrinya, ibu kandung Langit.
"Papah gak bisa melarang-melarang saya untuk bertemu dengan ibu kandung saya sendiri," ujar Langit datar, namun penuh penegasan seraya menatap sang ayah.
"Saya ayahmu, orang yang membesarkanmu, wali sah mu, saya berhak melarang kamu bertemu dengan wanita itu! Dan sekarang saya peringatkan sekali lagi, jangan pernah datang ke sana, untuk alasan apapun apalagi hanya karena ingin bertenu dengan wanita itu! Ingat Langit, kamu sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi dengan dia!" sahut Dirgantara lalu pergi meninggalkan Langit.
"Papah memang punya hak atas saya, tetapi papah tidak punya hak untuk memisahkan saya dengan Bunda! Beliau memang mantan istri untuk Papah, tetapi beliau bukan mantan ibu untuk saya, tidak ada yang namanya mantan ibu jika Papah lupa!" jawab Langit penuh penegasan. Dirgantara hanya berhenti melangkah beberapa detik, lalu dia kembali berjalan meninggalkan Langit dengan amarah yang hampir memuncak.
![](https://img.wattpad.com/cover/241846159-288-k953720.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Langit [COMPLETED ✔]
Teen Fiction[Follow akun aku kalau mau] Langit Aditya Dirgantara, lelaki misterius yang irit bicara, masalalu yang kurang menyenangkan membuatnya menarik diri dari semua orang. Di tengah gelapnya hidup Langit, Tuhan memberikan malaikat tak bersayap untuk menyin...