Happy Reading
🛵
Teriakan itu mampu menghentikan pergerakan mereka, Gibran menghangat ketika sahabat kecilnya menghentikan perkelahian ini. Jika tidak, mungkin ia akan kembali terbaring diranjang rumah sakit.
Raven mendekap seorang gadis yang sedang mendekap lututnya dibalik motor.
"T-takut," ujar Qyara dengan sedikit terbata.
Cowok itu mengusap pungung gadis yang sedang ia peluk "Jangan takut, ada gue." Raven mencoba menenangkan.
Agatha membuka pintu mobil, lalu keluar tanpa memperdulikan seorang gadis dengan air wajah ketakutannya di dalam sana.
Dewa sedikit berlari kala melihat sosok gadisnya, Senja. Ia mengenggam kedua tangan Senja, mencoba untuk menenangkan gadis tersebut.
"Balik sama gue!" perintah Arga tanpa mau dibantah.
"Bukannya lo berdua balik duluan ya tadi?" tanya Abi pada Deran dan Rhuici, "Kok bisa ada dibelakang kita?" lanjutnya.
"Gue lewat jalan depan tapi ditutup, alhasil kita muter lewat sini, terus liat kalian," jelas Deran yang diangguki oleh yang lain.
"Gue balik, mau anter Senja dulu. Ven, titip adek gue," pamit Dewa pada yang lain.
🛵
Kini Arga telah sampai di depan gerbang rumah Agatha.
"Luka lo?" tanya Agatha setelah turun dari motor Arga.
"Biasa," ketus Arga. Agatha merasa kesal dengan jawaban Arga tanpa pikir panjang ia menarik lengan Arga kasar mau tak mau Arga turun dari motornya dan mengikuti langkah Agatha memasuki rumah.
"Assalamualaikum, Atha pulang," salamnya ketika membuka pintu.
"Waalaikumussalam, loh Tha itu Arga kenapa?" tanya Reyga yang kaget melihat wajah Arga dalam keadaan babak belur.
"Biasa bang, anak laki," jawaban Arga membuat Agatha mendengus kasar.
"Duduk, gue ambil P3K dulu," ucap Agatha kemudian berlalu meninggalkan Arga yang duduk disofa samping Abangnya.
Agatha pun kembali membawa kotak P3K dan baskom berisi air, juga kain kompres pada nampan yang ia bawa.
Tanpa mengatakan apapun Agatha langsung mengobati luka Arga secara perlahan.
"Abang mau ke Bandara, jemput Alea, dia balik dari London, titip Agatha dulu, Ar," ujar Reyga memecahkan keheningan antara mereka.
"Iya bang," jawab Arga singkat.
"Abang pergi dulu, Assalamualaikum," pamit Reyga.
"Waalaikumussalam," jawab Arga dan Agatha bersamaan, "Hati-hati bang," lanjut Agatha yang masih fokus dengan kegiatannya mengobati Arga.
Agatha terlalu fokus dengan kegiatan mengobatinya hingga tidak sadar laki-laki didepannya sudah memgokuskan pandangan kepadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARTHA STORY'S
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] CERITA INI BELUM DIREVISI! Pernahkah kamu merasakan perasaan tertekan dalam hidupmu? Dimana kamu harus mengikhlaskan kepergian seseorang yang berarti dikehidupanmu? Arga Winata, siapa yang tidak kenal dengan sosok Arga...