BAGIAN 21

4.3K 211 5
                                        


SMA Dharmangsa pagi ini dihebohkan dengan berita adanya murid pindahan dari luar negeri, berbeda dengan Arga dkk dan Agatha dkk yang sudah tau berita tersebut.

Pagi ini Arga berangkat bersama Agatha ke sekolah, bahkan teman teman mereka pun berboncengan juga, semacam pasangan namun ada yang belum berpasangan.

Sekarang mereka sedang berada diparkiran motor, para anak cewe pun turun dari motor para cowo.

"Kantin yokk!!" ajak Dewa. Semuapun mengganggukkan kepalanya, setuju dengan ajakan Dewa.

Sepanjang perjalanan mereka, tatapan kagum, benci, iri, suka bahkan tak suka banyak mengarah ke mereka, namun mereka tetap acuh. Tak sedikit juga yang melontarkan kalimat untuk mereka, baik pujian maupun cacian.

Sesampainya di kantin, mereka menuju bangku inti Black Carlos, kemudian duduk bersampingan dengan pasanganya, Syilla pun terpaksa harus duduk disamping Abi, berbeda dengan Bella yang suka rela duduk disamping Gilang.

"Yang pesen?" tanya Gilang dengan nada andalannya, datar.

"Lo deh Lang, kali kali gitu," jawab Abi membuat Gilang menatap Abi nyalang.

"Gue aja udah," lerai Dewa, "Temenin gue nyet," ajaknya pada Deran lalu menyeret Deran begitu saja.

"Gue bukan monyet anjirr, salah nyeret orang!" desis Deran kesal seraya melepaskan diri dari Dewa.

"Emang ada monyet ka?" tanya Bella polos.

"Ada lah," sewot Dewa.

"Mana?" dahi Bella berkerut, bingung padahal disini kan cuma ada manusia tidak ada hewan.

"Tuuuu," jawab Deran dan Dewa bersamaan seraya mengarahkan telunjuk mereka ke Abi,

"Anj--" ucapan Abi terpotong oleh suara Arga yang melerai.

"Jadi pesen ga?!?" sentak Arga, memotong perkataan Abi tadi.

Tanpa menjawab Dewa dan Deran mengacir menuju stan penjual makanan, padahal mereka berdua belum menanyakan pada mau sarapan apa, gelo memang mereka berdua.

Dengan inisiatif Dewa dan Deran memesankan nasi goreng dan es jeruk untuk mereka, lalu mereka berdua kembali ke meja yang disambut dengan tatapan mengintimidasi dari para sahabatnya.

Deran dan Dewa nyengir ga jelas, mereka tau apa yang akan ditanyakan pada mereka saat kondisi ini.

"Kamu pesen apa?" tanya Senja pada Dewa.

"Nasi goreng sama es jeruk," jawab Dewa santai lalu duduk di kursinya samping Senja, kemudian membagikan nasi goreng yang iya bawa.

"Masih pagi bego! Napa lo beli es?!" desis Raven, kesal melihat otak Dewa dan Deran yang tak bisa berpikir logis.

"Dewa yang usul, gue mah ngikut," balas Deran.

"Balikin!!" titah Arga membuat Agatha cengo.

"Mubadzir bego!!" sahut Agatha.

"Makan dan minum yang ada aja, minum es pagi ga buat mati cepet," celetuk Rhuici santai membuat mereka mendelik tajam.

"Emang kalo ma--"

"Gausah ngomong! makan!" tegas Gilang memotong pembicaraan Bella, dengan patuh Bella menuruti perintah Gilang.

Mereka pun makan dengan tenang, kadang diselingi perkataan Abi yang mencoba meluluhkan hati Syilla, ia heran teman temannya sudah taken, dirinya belum. Gilang belum si, tapi kan sudah jelas kalo Bella suka Gilang, lah dia dilirik Syilla aja kaga.

Namun tanpa Abi sadari Syilla hanya sedang menguji keseriusannya.

Setelah sarapan mereka menuju kelas masing masing, kini mereka berada didepan kelas Agatha, mengantarkan Agatha, Syilla dan juga Bella.

ARTHA STORY'STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang