Happy reading guyss❤
Tinggalin jejak yah kalo ada typo ada salah tanda baca-!!
Diriku tak luput dari kesalahan lah :v.***
"Cewe gue mana?" tanya Gibran tepat didepan muka Arga.
Arga murka sangat murka acaranya dia ingin ke rumah pohon tempat dimana dulu mereka sering bersama namun angannya gagal karena makhluk didepannya ini menghadang perjalanannya.
"Gue tanya cewe gue mana anjing," sentak Gibran lagi.
"Lo anjing!!" jawab Arga dengan nada tinggi.
"Harusnya lo ga dateng!!" sarkas Arga.
"Bacot! Dia cewe gue kalo lo lupa!" Gibran berteriak sambil menunjuk Arga, tanpa aba aba Arga melayangkan pukulannya.
Bughh.
Gibran terhuyung kebelakangan karena tak siap, namun masih bisa menyeimbangkan badannya agar tak tumbang.
"Dia pergi gara gara lo!!" ucap Arga membentak, hingga urat uratnya kelihatan.
Didalam mobil Dhea ketakutan, ya ia sangat takut jika harus melihat pertarungan seperti ini.
Raven yang sudah berhenti di belakang mobil Arga hanya diam melihat Arga adu bacot dengan Gibran.
Yang ia tangkap Gibran sepertinya sangat tenang malah Gibran hanya memancing emosi Arga saja, tak lebih.
"Bukan gara gara gue bangsat!!" jawab Gibran, memang kenyataannya dia juga tak mengetahui menghilangnya Dhea waktu itu.
"Halah bacot lo!!" sentak Arga lagi lalu menghujami pukulan demi pukulan terhadap Gibran.
Gibran pun tak tinggal diam ia membalas segala pukulan Arga.
Dhea sudah menangis melihat itu, ia tak menyangka jika pacar dan sahabatnya sekarang bermusuhan, Rhuici menghela nafasnya seraya menutup matanya, meredakan emosi yang sudah memuncak.
"Kita keluar Dhe!" perintahnya pada Dhea.
"Tapi kata Arga kita disuruh diem Ika," balas Dhea dengan air mata yang mengalir di pipinya.
"Kita harus berhentiin mereka Dheana," tenang Rhuici mengatakannya sangat tenang, tapi ada tekanan di kalimat itu.
Para sahabat Arga sampai tepat di samping Raven dikejauhan, mereka kaget melihat dua ketua geng sudah beradu disana, anggota The Demon juga diam memperhatikan.
"Kenapa ga lo lerai Ven, goblok sumpah," celetuk Abi tiba tiba.
"Yang ada gue yang mati!" desis Raven tajam, membuat Abi kicep, melihat perkelahian Arga dan Gibran memang sering dan hanya Rhuici yang bisa menghentikan dan mereka semua mengerti bagaimana brutalnya Arga dan Gibran.
"Ici mana Ici?" Deran panik melihat Ici tak ada disekitar mereka.
"Dalam mobil kak," jawab Qya.
Tanpa pikir panjang Deran ingin melangkahkan kakinya menuju mobil guna mengajak Rhuici bersamanya, namun tangannya ditahan oleh Dewa.
"Rucika bakal aman, mereka berdua ga mungkin berani sampaii nyakitin dia," jawab Dewa santai dan diangguki oleh para anak cowo, anak cewe yang memang tak paham hanya mengerutkan dahi mereka.
"Tapi itu ada anggota The Demon," sanggah Deran lalu menghentakkan cekalan tangannya dari Dewa.
"Mereka ga mungkin ngelakuin hal tanpa perintah!" sentak Raven membuat Deran diam ditempat.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARTHA STORY'S
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] CERITA INI BELUM DIREVISI! Pernahkah kamu merasakan perasaan tertekan dalam hidupmu? Dimana kamu harus mengikhlaskan kepergian seseorang yang berarti dikehidupanmu? Arga Winata, siapa yang tidak kenal dengan sosok Arga...