Tolong koreksi kalo ada typo.
Tap tanda bintang di kiri bawah.
Jangan lupa spam komen biar cepet updateHappy reading
*****"LEPASIN GUE BANGSAT! GUE ENGGAK GILA!" Sedari tadi Dhea teriak teriak kadang tertawa membuat Samuel anggota Blackcarlos, bergidik ngeri melihat kelakuan Dhea dan itu juga yang membuat mereka untuk kepikiran membawa Dhea ke rumah sakit jiwa agar cepat ditangani.
"GUE ENGGAK GILA, GUE MAU PULANG!"
"Suttt diem! Siapa suruh lo kayak gini, kayak orang gila"celetuk Samuel yang masih memegang tangan Dhea agar tidak berontak memukuli orang yang berlalu lalang.
"Hahahahaha! Gue benci Agatha. Gue benci Arga. Dan gue benci kalian semua hiks" Nah liat sendiri kan dia udah gila beneran, tadi ketawa terus nangis, kasian mana masih muda lagi.
"Emang uda gila nih cewek"gumam Samuel "Jon cepetin anjeng bawa mobilnya! Gatau apa gue merinding terus liat dia ngoceh dari tadi mana kuping gue pekak karena teriakan dia!"
Jono yang menyupir mobil menancapkan gasnya kencang membuat Samuel memekik kencang
"BABI JANGAN KENCANG JUGA! GUE BELUM SUNAT MASA IYA UDA MATI DULUAN!" teriak Samuel
"Ayo ngebut terus hahaha cepat hahaha" mata Dhea sangat berbinar karena laju mobil sangat cepat, entah apa yang di otaknya saat ini, orang ketakutan dia malah kesenangan. Gila beneran gak si?
"Sinting!"ketus Jono meredakan lajunya.
20 menit mereka dalam perjalanan akhirnya sudah sampai dirumah sakit jiwa paling besar di kota Bandung ini. Jono dan Samuel memegang tangan Dhea agar jalan yang benar, mereka cukup kewalahan dengan tingkah laku Dhea yang terbilang absurd, masa iya dia ngesot ngesot gamau dibawa alhasil Samuel mengeret dirinya saja seperti Ibu yang sedang menarik anaknya yang meminta dibelikan mainan.
"Huuuu seru bangett hahaha"
"Ayo lagu lagi"
"Diem Dhea! Buat malu aja lo!"ketus Samuel yang sudah malu diliatin para suster dilobby.
"Dokter! Tolongin temen saya, otaknya sudah geser" teriak Samuel setelah melihat dokter yang baru saja lewat.
Dokter yang bername tag Nadia membantu menuntun Dhea karena berontak saat di brankar, Dokter Nadia mengambil tindakan untuk membius Dhea agar tenang, dan itu membuat Dhea tidur sejenak.
"Apa yang terjadi dengan dirinya sampai membuat dia stres?"tanya Dokter Nadia setelah memeriksa Dhea. "Apakah masalah percintaan?" Tebak Dokter Nadia tepat sasaran.
Jono mengangguk "Iya dok, dan perbuatan Dhea ampir aja buat anak orang kehilangan nyawa"
"Dok minta wa boleh?"celetuk Samuel dengan watados
"Apakah kamu juga stres?"tanya Dokter Nadia menohok
"Astaghfirullah Dokter, waras gini dibilang stres"ujar Samuel dramastis
"Kalo bisa dia juga dibius Dok, otaknya 11 12 dengan Dhea"ucap Jono
"Silahkan hubungi orang tuanya atau orang terdekat pasien, nanti saya yang bicara dengan mereka tentang Dhea"jelas Dokter Nadia "Saya permisi"
KAMU SEDANG MEMBACA
ARTHA STORY'S
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] CERITA INI BELUM DIREVISI! Pernahkah kamu merasakan perasaan tertekan dalam hidupmu? Dimana kamu harus mengikhlaskan kepergian seseorang yang berarti dikehidupanmu? Arga Winata, siapa yang tidak kenal dengan sosok Arga...