OHH, HALLOW!! 👋
TERDAPAT BAHASA KASAR‼️
SELAMA KALIAN BACA CERITA INI TOLONG AMBIL YANG BAIKNYA AJA YA, YANG BURUKNYA CUKUP JADIKAN HIKMAH, JANGAN SAMPAI DITIRU‼️😠
ADA YANG MASIH NUNGGUIN CERITA INI ENDING?😀☺
SEBELUM LANJUT, AYO VOTE PART INI DULU ⭐⭐⭐
HAPPY READING!!! 💖
🛵
"Gue nyerah," lirih Agatha.
Persekian detik kemudian Agatha melepas gelang yang melingkar dipergelangan kiri-nya, tak lupa melepas kalung dan menaruh kedua benda itu diatas meja.
Brakkk
"Maksud lo apa?" sarkas Rhuici tidak terima dengan pertanyaan Agatha.
Bahkan tak disadari seluruh atensi orang-orang yang berada di caffe tersebut sudah memusat ke arah mereka.
Senja yang duduk tepat disebelah Rhuici langsung mencoba menenangkan gadis itu, jangan sampai mereka diusir akibat apa yang mereka perbuat.
"Tenang Rhui, ngomong pelan-pelan," titah Senja.
"Gimana gue bisa pelan, nih anak— ah gak tau lah gue," sentak Rhuici lalu kembali duduk dengan sedikit kasar.
Agatha menghela nafasnya, ia tahu pasti kepustusannya ini sangat berat, bahkan sangat tidak diterima oleh teman-temannya.
Tapi mau bagaimana lagi, ia sudah tidak bisa melanjutkan hubungan ini, sulit baginya. Bukan karena masalah jarak, namun ini masalah kabar-mengabari. Seperti yang kita semua tau, hubungan tanpa kabar itu sakit.
"Alasan lo?" tanya Raven berharap mendapat penjelasan mengenai keputusan adik kelasnya tersebut.
"Gue gak kuat menjalin hubungan jarak jauh tanpa sebuah kabar pasti," balas Agatha dengan tenang, membuat Raven dan Gilang menggangkat ujung bibirnya.
"Yakin?" tekan Gilang, membuat semua terfokus kearahnya.
"Yakin," jawab Agatha dengan nada sedikit bergetar, Raven menyunggingkan senyumnya kemudian kembali melontarkan sebuah pertanyaan tak terduga.
"Bukan karena lo udah nemu orang baru?" sarkas Raven dengan nada sinis yang terkesan mengejek, seakan tau kalau sebenarnya bukan karena alasan 'kabar', melainkan karena rasa yang telah berubah.
Agatha terdiam, kadang hatinya tak menentu, entah masih mencintai seorang Arga Winata ataukah mulai nyaman dengan adanya Aksa Briyan Elvano yang selalu hadir ditengah keterpurukannya sebagai penenang atau sekedar menghibur?
Melihat diamnya Agatha yang enggan menjawab pertanyaan dari Raven, Rhuici berdecih singkat. Rasa baru yang beralasan sebuah kabar, miris!
Tanpa disadari ada yang memperhatikan merka jauh didalam mobil. Dari balik dinding kaca Caffe tersebut jelas terlihat semua pergerakan didalamnya.
Dengan mata memanas, bibirnya sedikit terangkat mengukir senyum tipis. Lalu membawa mobilnya keluar dari parkiran Caffe.
Kini suasana semakin dingin, semua hanya diam dengan pikiran masing-masing.
"Gue balik," ujar Rhuici yang mulai beranjak dari duduknya lalu pergi begitu saja.
Raven mengerutkan dahinya kala menangkap netra Derandra yang memandang kepergian Rhuici tanpa menyusul atau menahannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARTHA STORY'S
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] CERITA INI BELUM DIREVISI! Pernahkah kamu merasakan perasaan tertekan dalam hidupmu? Dimana kamu harus mengikhlaskan kepergian seseorang yang berarti dikehidupanmu? Arga Winata, siapa yang tidak kenal dengan sosok Arga...