OHH, HALLOW!! 👋
KALIAN BACA INI JAM BERAPA?
SEBELUM LANJUT, AYO VOTE PART INI DULU ⭐⭐⭐
HAPPY READING!!! 💖
🛵
"Bissmillah. Semangat Qy, hari terakhir!" seru Senja."Spill nomer 4 dong," bisik Rhuici dibelakang.
Qyara refleks menenggok, "Cepet banget?!"
Rhuici mengaruk kepalanya yang tak gatal, "Hehe, gue longkap, Qy."
"Qyara!" sentak Qyara kembali pada posisinya, bahaya kalau sampai kertas ujiannya diambil oleh pengawas.
"Jangan nengok, Qy," ucap Senja mengantisipasi.
"Pegel, Nja." Senja menahan tawanya agar tidak keluar. Benar juga kata Qyara, kalo gak nengok pegel.
Di gedung yang sama, di kelas 12 Mipa 3. Semua peserta ujian terlihat tenang dengan soalnya masing-masing. Beda halnya dengan Arsyilla dan Anabella dibelakang sana.
"Spill dong, nomer terakhir," pinta Arsyilla, yang terus menerus memperhatikan lembar jawaban teman disampingnya.
"Bella belum sampai kesitu, Syilla," balasnya dengan wajah tenang.
"Lama banget lo."
"Kok Syilla cepet banget sih, udah mau selesai aja?" tanya gadis dengan poni yang dikepang samping itu.
"Iyalah, gue tangtingtung."
Arsyilla menendang kursi didepannya, yang menimbulkan suara nyaring. "Trakhir apa, Su?"
"Su, Su, Su. Palamu," ujar gadis didepannya tanpa pergerakan.
"Azucena cantik, bagi jawaban nomer terakhir dong," pintangnya lagi dengan suaranya yang sengaja ia lembutkan.
"Ih, Syilla. Jangan berisik," tegur Anabella yang mulai tidak fokus.
"Duh, gue satu lagi anjir!"
"Yang sudah selesai, boleh dikumpulkan kedepan dan boleh pulang," ujar pengawas.
"Bu, minggu depan jadinya libur?" tanya Rio.
"Iya minggu depan libur, nanti akan diinfokan kembali."
Arsyilla memanfaatkan momen untuk menenggok kebelakangkan, "Atha, spill nomer terakhir dong."
Agatha yang melihat aksi temannya hanya diam, menatap dingin Arsyilla. Sampai akhirnya Arsyilla kembali pada posisinya dengan lemas, karena merasa didiamkan oleh Agatha, "Berdiri di Rabar Maroko, pada 25 september 1969."
Arsyilla tersenyum, "Makasih, Atha." ujarnya dengan nada yang sedikit ia besarkan, agar Agatha mendengarnya karena posisi yang sedikit berjarak.
Setelah beberapa menit menunggu Anabella menyelesaikan ujiannya, akhirnya ketiga gadis itu beranjak dari ruangan tersebut untuk pulang bersama.
"Lama banget," ucap Qyara yang sudah menunggu didepan ruangan.
"Kalian yang kecepetan," balas Anabella.
Agatha tersenyum kaku melihat Rhuici yang selalu mengalihkan pandangan darinya. "Ci, ma—"
"Bukan lo yang salah," ujar Rhuici lebih dulu memotong ucapan Agatha. "Gue yang egois."
🛵
"Ternyata tekad gue gak sebulat itu, masih banyak yang harus gue pertimbangin untuk nyusul Arga."
Raven mengangguk, "Bagus." Sejak awal cowok itu tidak setuju dengan Rhuici yang ingin terbang menyusul Arga.
"Arga, sialan!" bentak Dewa ditengah-tengah pembicaraan Rhuici dan Raven.
Abizar menepuk-nepuk bahu Dewa pelan. "Dia masih temen kita, bro."
"Gue tau! Tiap orang punya sisi egoisnya masing-masing, jadi biarin gue egois kali ini." Dewa menjeda kalimatnya untuk sekedar mengambil nafas, "Lo inget mimpi apa yang udah gue tinggalin karena ilangnya Arga? Sekarang balasannya apa? Ngilang dengan alasan sibuk. Haha, persetan Arga!"
Abizar mengangguk, tidak berani untuk beropini karena semua yang diucapan Dewa ada benarnya juga.
"Sekarang kalian nyalahin Agatha, mojokin Aksa padahal yang salah yang ngilang itu!"
"Kontrol emosi lo!" seru Raven yang mulai memanas.
Rhuici meneteskan air matanya yang sudah berusaha ia bendung, momen ini adalah momen yang paling ia benci selama menjadi bagian dari Black Carlos.
"Jalanin hidup tanpa perduliin kabar Arga," pungkas Gilang pada akhirnya.
Derandra mengangguk setuju, "Dia ada kabar, bagus. Dia gak ada kabar kayak sekarang, yaudah b aja," ujarnya membuat Rhuici semakin tersendu-sendu.
Rhuici mengusap air matanya, "Gue minta maaf, kalo selama ini gue terlalu lebay."
"Gak ada yang lebay, emang siapa sih yang mau kehilangan temen yang udah bareng-bareng dari lama," jelas Abizar.
Derandra bangun dari duduknya. "Healing lah, lupakan masalahmu," ujarnya dengan wajah yang semringah.
"Kemana?" tanya Gilang.
"Turun aja dulu, diskusiin sama anak-anak."
Black Carlos angkatan dua menuruni anak tangga dan ikut berbaur dengan angkatan tiga yang sedang memakan kuaci.
"Healing gas gak qi?" tanya Derandra dengan suara lantang yang langsung diiyakan oleh seluruh anggota yang sedang berkumpul.
"Kemana enaknya bang?" tanya Derta.
"Puncak?" tanya Andreas memberikan opini.
"Boleh."
"Only one night," ujar Gilang.
Raven mengangguk setuju, "Senin ada kelas," jelasnya.
"Boleh ngajak doi gak?" tanya Abizar.
Aksa mengangkat sebelah tangannya, "Gue boleh beropini?" setelah diberi anggukan oleh Black Carlos angkatan dua, ia membenarkan posisi duduknya. "Boleh gak kalo tanpa bawa doi? Udah lama kan gak kumpul Black Carlos?"
"Berarti gua gak usah ikut ya, Sa?" tanya Rhuici membuat Aksa kaget karena gadis itu berbicara kepadanya setelah masalah yang ada.
"Lo aman, lo kan Black Carlos."
"Baner kata Aksa, gak selamanya harus bawa cewek," ucap Revo.
"Gue cewek?" tanya Rhuici kembali.
"Bener kata Aksa, gak selamanya harus pacaran, kecuali Ceking sama Ikan Asin," kata Abizar mengulagi ucapan Revo dengan lebih jelas.
🛵
MAU BACA BAB SELANJUTNYA GAK? KALO NGGAK AKU NANGIS 😠MENDING GANTUNG ENDING ATAU SAD ENDING NIH? ☺🙏
UDAH VOTE PART INI BELUM? 🤩
KALO BELUM, AYO DIVOTE DULU, BIAR AKU SEMANGAT NULISNYA!! 😌JANGAN LUPA FOLLOW INSTAGRAM DAN TIKTOK
@ANKMNYT06
BIAR TAU INFO UPDATE DAN SPOILERS😜🤫
INSTAGRAM CAST:
@ARGAWNTA
@AGATHAVLRR_
@ABIZARFRS_
@ARSYILLAAZETTA
![](https://img.wattpad.com/cover/255825007-288-k324150.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ARTHA STORY'S
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] CERITA INI BELUM DIREVISI! Pernahkah kamu merasakan perasaan tertekan dalam hidupmu? Dimana kamu harus mengikhlaskan kepergian seseorang yang berarti dikehidupanmu? Arga Winata, siapa yang tidak kenal dengan sosok Arga...