OHH, HALLOW!! 👋
SEBELUM LANJUT, AYO VOTE PART INI DULU ⭐⭐⭐
HAPPY READING!!! 💖
🛵"Atha, Aven bilang semalam dia chat Arga. Katanya Arga sibuk kuliah makanya jarang aktif," tutur Qyara.
"Cowok lo gitu juga gak, Qy?" tanya Agatha seraya menatap nasi gorengnya tanpa minat.
"Enggak, Tha. Aven selalu ngabarin."
"Kalo lo, Bell? Gilang gimana?" tanyanya lagi.
Senja mengarahkan pandangan penuh kepada Agatha, yang saat ini sedang memainkan nasi gorengnya. "Tha, gue tau lo sedih. Tapi jangan bandingin cowok lo, sama yang lain. Kan kesibukan mereka beda-beda, gak bisa disama ratakan," tuturnya.
Tanpa menjawab perkataan Senja, Agatha kembali melontarkan pertanyaan. "Kalian kalo jadi gue, apa yang akan kalian lakuin?"
Kelima gadis itu bergeming, menatap Agatha iba. Mereka juga sama halnya dengan Agatha, sama-sama kehilangan sosok Arga yang sebelumnya, terutama Rhuici.
Agatha bangkit dari duduknya, meninggalkan teman-temannya tanpa persetujuan. Gadis dengan rambut tergerai itu melangkahkan kakinya menuju rooftop dengan pikiran dan perasaan yang campur aduk, hingga tidak menyadari ada yang mengikuti langkahnya.
Agatha menghembuskan nafasnya lalu menghirup kembali udara pagi ini. Rooftop memang opsi terbaik untuk menghindari interaksi di lingkungan Sekolah.
"Kandungan zink dalam cokelat mampu mengurangi stres, di mana sangat efektif melawan oxidative stres." Agatha terperanjat melihat ada orang selain dirinya.
Ia mengambil coklat yang disodorkan laki-laki itu. "Thanks."
Aksa, melihat sekeliling sekolah dari atas rooftop. "Lo suka banget ya disini?"
"Kalo sendiri," ujar Agatha, karena niatnya untuk menghindari interaksi terganggu oleh laki-laki itu.
Aksa mengangguk paham. "Kalo gitu gue turun. Hati-hati sendiri disini, katanya pernah ada yang nampak." Aksa membalikan badannya untuk segera keluar dari tempat ini.
"Masih pagi, jangan ngawur!" serunya.
Agatha memandangi sebatang coklat ditangannya. Lalu turun meninggalkan area rooftop. Kalau kalian pikir Agatha parno dengan yang dibilang, Aksa, No. Hanya saja bel masuk yang membuatnya harus kembali ke kelas.
🛵
Sepulang sekolah Agatha memilih untuk mengunjungi rumah Arga, mungkin dengan bertemu kedua orang tua Arga rindunya pada lelaki itu sedikit berkurang.Namun ketika Agatha sampai dirumah Arga yang dilihat rumah itu sepi tidak berpenghuni, sepertinya kedua orang tua Arga sedang keluar. Atau mungkin ada acara di luar.
Akhirnya Agatha memutuskan melajukan mobilnya ke segala arah, entah ia mau kemana hanya mengikuti sepanjang jalan.
Pikirannya lagi-lagi kalut, Agatha tak paham dengan Arga akhir-akhir ini, sesibuk apa kekasihnya itu sampai sampai untuk mengabari saja sulit.
Padahal dilihat dari teman-temannya, mereka semua pacarnya juga sudah berkuliah tapi bisa selalu mengabari kekasihnya. Lain dengan Arga, ini sudah hampir 2 bulan berlalu tak ada kabar dari Arga sama sekali.
Agatha menepikan mobilnya di pinggiran jalan, terlihat jalanan cukup sepi, jarang sekali ada pengendara lewat jalan itu.
Sekian lama Agatha menenangkan pikirannya dengan memejamkan mata di dalam mobil, tiba-tiba terdengar ketukan dijendela mobilnya yang mengakibatkan Agatha tersadar dan membuka matanya cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARTHA STORY'S
Fiksi Remaja[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] CERITA INI BELUM DIREVISI! Pernahkah kamu merasakan perasaan tertekan dalam hidupmu? Dimana kamu harus mengikhlaskan kepergian seseorang yang berarti dikehidupanmu? Arga Winata, siapa yang tidak kenal dengan sosok Arga...