Happy Reading :)
****
Arga mengendarai mobil dengan kecepatan diatas rata-rata entah kenapa ia bisa sekhawatir ini pada wanita selain Bundanya. Ia menyelip mobil lainnya dan truk besar membuat Agatha sedikit ketakutan.
Arga memakirkan mobil dengan sembarangan, Arga memutar badannya menghadap ke Agatha,
Agatha yang melihat Arga mendekat ke arah dirinya was-was, Hingga deru nafas Arga terdengar."Mau ngapain lo!" ketus Agatha. Arga tak menjawab, ia melepasan sabuk pengaman Agatha. Arga turun dari mobil memutar ke arah pintu Agatha, dan membuka pintu mobil.
"Gue bisa jalan!" ketus Agatha mencoba berdiri, "Akhh," ringisnya.
"Ck, keras kepala," desis Arga mengangkat Agatha bridal style.
Jantung Agatha berdetak lebih cepat dan Agath bisa merasakan juga detak jantung Arga yang sama seperti dirinya.
Arga membaringkan Agatha di ranjang rumah sakit.
"Dokter!" panggil Arga membuat dokter yang keliatan masih muda datang menghampirinya.
"Beri penanganan yang terbaik buat teman saya!" tegas Arga dan di angguki sang dokter.
Dokter itu membawanya ke IGD.
"Kak, gimna keadaan Agatha?" tanya Bella khawatir.
"Periksa," ucap Arga datar.
"Udah Bell, Atha gak papa lo tenang ya," ucap Syilla lembut menuntun Bella duduk.
Sedangakan yang lain hanya duduk di bangku tunggu dan merapalkan doa untuk Agatha. Dokter yang menangani Agatha tadi keluar dari ruangan. Arga dengan sigap bediri dihadapan dokter tersebut.
"Gimana?" tanya Arga.
Dokter itu tersenyum "Tulangnya patah, untung kalian cepat membawa gadis itu. Kakinya udah saya gifts beberapa hari kedepan mungkin sudah baikan,"
"Makasih dok," ucap Gilang.
Dokter itu mengangguk "Saya permisi, pasien sudah boleh pulang."
Arga memasuki ruangan yang benih bau obat membuat ia tidak suka. Arga melihat Agatha yang kesusahan untuk duduk. Arga membantu Agatha dan memberikan minum.
Agatha tersenyum tipis, "Makasih," katanya.
Teman temannya memasuki ruangan.
"Tha, ada yang sakit?" tanya Bella polos.
"Ya ada lah neng Bella geulis, tuh kakinya lo liat," ucap Abi gemas.
"Ayo pulang," ajak Agatha yang hendak turun dari ranjang tetapi ditahan Arga. Arga membungkukkan badan kewdepan dan berjongkok.
"Naik" titah Arga.
"Gak! Gue bisa sendiri!" ketus Agatha.
"Udah lo nurut aja," ujar Deran.
Agatha menaiki punggung Arga, mengalungkan tangannya di leher Arga. Mereka yang melihat itu tersenyum kepada dua manusia es ini yang malu-malu kucing 'meoww'. Abi dan Dewa yang ingin menggoda tetapi Raven sudah memberikan isyarat agar tidak diganggu.
Arga menggendong Agatha dan segera keluar dari ruangan menuju parkiran. Sesampai di mobil Arga membantu Agatha masuk dan memasangkan sabuk pengaman Agatha. Arga memutar menuju kursi pengemudi dan menjalankan mobil.

KAMU SEDANG MEMBACA
ARTHA STORY'S
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] CERITA INI BELUM DIREVISI! Pernahkah kamu merasakan perasaan tertekan dalam hidupmu? Dimana kamu harus mengikhlaskan kepergian seseorang yang berarti dikehidupanmu? Arga Winata, siapa yang tidak kenal dengan sosok Arga...