OHH, HALLOW!! 👋
MAKASIHH UNTUK 200K READERS💋💘
SEBELUM LANJUT, AYO VOTE PART INI DULU ⭐⭐⭐
HAPPY READING!!! 💖
🛵
"Ada apa, bang?" tanya Aksa, membuka obrolan.
"Ini Agatha?" tanya Raven, sekedar basa-basi yang basi. Ia menunjukkan sebuah picture yang dikirimkan oleh Rhuici. Laki-laki dengan hoodie hijau army itu sangat yakin bahwa cewek pada instastory Aksa adalah Agatha, terlihat dari kalung yang cewek itu kenakan.
Gilang menatap laki-laki didepannya. "Lo jalan sama ceweknya Arga?" tambah Gilang, yang sengaja ia perjelas.
"Kalo gue jawab, kalian percaya?" Aksa, menatap Raven dan Gilang secara bergantian.
"Damn it! quickly give us an answer, do not waste time," bentak Gilang, yang mulai terpancing emosi, karena Aksa terlalu bertele-tele.
Aksa menatap Gilang malas, "Akhir-akhir ini dia setres, gak ada salahnyakan gue ngehibur dia?" tutur Aksa.
"Just entertaining?" tanya Gilang, penuh mengintimidasi.
"Maybe, gue juga gak yakin."
Raven mengepal tangannya, emosi yang berusaha ia tahan muncul begitu saja ketika mendengar kalimat terakhir yang Aksa ucapkan. "Berhenti, sebelum terlalu jauh," saran Raven, lalu menarik Gilang untuk turun dari lantai atas basecamp, yang hanya menyisakan Aksa.
Raven menendang meja kecil yang berada diruang tengah basecamp dan berlalu begitu saja. Membuat seisi ruangan menatapnya penuh pertanyaan.
🛵
"Aku didepan rumah kamu."
"Hah?!"
"Bisa keluar sebentar? Atau aku yang masuk?" tanya Raven kepada orang disebrang sana.
"Jangan! Sebentar." Raven tersenyum seraya mematikan sambungan telephone itu dan menunggu gadisnya keluar.
Qyara melambaikan tangan dan buru-buru menghampiri Raven.
Raven tersenyum, mengusap singkat pucuk kepala Qyara. "Dewa masih, di markas. Di rumah ada orang?"
Qyara mengangguk, "Ada mama kok, ayo masuk," ajaknya yang langsung ditolak oleh Raven.
"Bisa keluar sebentar? Aku yang izinin ke mama."
"Aku udah bilang kok ada kamu didepan, santai aja. Emang kita mau kemana?"
Tidak menjawab pertanyaan Qyara, Raven malah sibuk dengan benda pipihnya. "Udah izin Dewa," ucap Raven, lalu mulai menyalahkan motornya.
"Kenapa kamu gak ke markas?"
Raven melirik cewek diboncengannya dari kaca spion. "Udah."
"Masih masalahnya Kak Arga ya?" Raven diam tidak menjawab pertanyaan yang dilontarkan pacarnya dan tetap fokus mengendarai motor.
Qyara reflek menepuk bahu Raven, ketika tau kemana arah cowok itu melajukan motornya. "Yahh." Raven terkekeh menyaksikan tingkah Qyara. "Sia-sia dong tadi aku cuma makan roti, kalo ujungnya diajak kesini." Gadis dengan setelan piyama berwarna biru dongker itu menuruni motor Raven dengan wajah lemasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARTHA STORY'S
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] CERITA INI BELUM DIREVISI! Pernahkah kamu merasakan perasaan tertekan dalam hidupmu? Dimana kamu harus mengikhlaskan kepergian seseorang yang berarti dikehidupanmu? Arga Winata, siapa yang tidak kenal dengan sosok Arga...