BAGIAN 61

700 22 3
                                        

OHH, HALLOW!! 👋

SEBELUM LANJUT, AYO VOTE PART INI DULU ⭐⭐⭐

HAPPY READING!!! 💖

 
🛵
   

 
"Kalo tau begini mah, gue ngajak cewek gue," gumam Derta yang masih fokus pada live instagramnya.

"Kok bisa ada yang mau sama makhluk kayak lo, Der," sahut Abizar.

Derta menunjukkan layar handphonenya, "Istighfar bang, cewek gue nonton."

"Kayak bisa istighfar aja lo, nyuruh gue istighfar."

"Astaga Tuhan," ucap Derta seraya mengepalkan tangannya didepan dada.

"Lo sih Bi, yang harusnya diheranin. Kok bisa cewek secakep Syilla mau sama modelan kunyuk kayak lo," celetuk Rhuici.

"Astagfirullah, Astagfirullah, Astagfirullah, jauhkan hamba dari mulut-mulut berdosa kayak gini."

"Kurirnya udah didepan," ujar Andreas seraya beranjak untuk mengambil pesanannya.

Andreas kembali dengan satu kotak pizza, iya benar ia hanya memesan satu, bukan dua seperti yang dibilang oleh Derandra.

"ANJIR?"

"Anjir diluar planet!"

"Buset bocah kagak bener banget!"

"Syok berat."

"Diluar muka bumi."

Derandra ternganga melihat kelakuan adik tingkatnya itu, "Yang bener aja lo!" serunya.

"Gak papa bang, santai," jawab Aksa.

Raven melirik Aksa tak suka ketika menggingat kejadian sebelumnya. "Kas Black Carlos aman?" tanya Raven untuk memastikan bahwa Aksa dan teman-temnnya menggunakan uang tersebut dengan benar.

"Kas aman bang, ini pake duitnya si Aksa bukan pake kas." Bukan Aksa yang menjawab, melainkan Andreas yang sedang sibuk unboxing pizza yang ia pesan.

" Bukan Aksa yang menjawab, melainkan Andreas yang sedang sibuk unboxing pizza yang ia pesan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dewa mengambil satu slice pizza, "Buat makan seminggu cukup nih."

"Makan aja, jangan komen," sahut Radeen. Anyway, ini dibacanya Radin ya guys bukan Raden.

Abizar mengoyangkan tubuhnya, seperti sedang menggigil. "Duh, si kulkas ngomong."

Rhuici melahap pizzanya, "Titisannya Gilang," ujarnya seraya melirik Raven.

  
🛵
 

"Kalo ada masalah cerita."

"Lo tau?" tanya Aksa yang kini berada di rooftop markas bersama Radeen.

"Nggak, just feel it," ujar Raeen memperhatikan Aksa yang terlihat berbeda dari sebelumnya.

"Ah, gak mungkin lo gak tau. Masalah Agatha, sering keciduk gue berduaan sama dia."

"Berduaan?"

Aksa tertawa sumbang, melayangkan satu bungkus rokoknya kedepan wajah Radeen, "Coba."

"Gue nggak. Jangan banyak-banyak, Sa." ujarnya seraya beranjak dari duduknya, "Gue duluan." Dan berlalu dari sana, meninggalkan Aksa seorang diri.

"Balik lo?"

"Ujian."

"Damn it!" Aksa membuang putung rokoknya dan buru-buru menuruni anak tangga untuk pulang.

"Kemana?" tanya Andreas setelah Aksa sampai dibawah.

"Balik, ujian."

 
🛵
  

"Terserah deh, gue pasrah sama tuh nilai. Gila bener-bener diluar astronot pertanyaan!" seru Arsyilla yang merasa tidak puas dengan ujian hari ini.

"Lagi ngerasa percuma semalam belajar, kalo soalnya gak ada yang keluar," timpal Senja.

Qyara mengangguk, "Sia-sia begadang gue, mana gak jadi main sama Aven."

"Untung Bella belajar sama Gilang cuma iya-iya doang hehe," sahut Anabella.

Arsyilla melotot, "Wah bener-bener lo, Bell, gue aduin sih ini mah."

"Yah, Syilla, jangan gitu dong. Udah Gede kok cepu."

"Gue kangen deh sama Agatha," ujar Senja, ketika mengginat diantaranya kurang dua orang.

"Gue gak ngerti mereka kenapa," sambung Arsyilla yang diberi anggukan oleh yang lain.

"Biarin dulu aja, fokus ujian dulu," ucap Qyara.

  
🛵
  

"Pantek sih kalo kata gue mah, gila ya Bu Tatik anjir gak bisa nyontek gue," kata Revo seraya mengacak rambutnya frustasi.

"Boro-boro nyontek, nenggok aja dipelototin gue, ampe pegel ini leher," sahut Andreas.

"Makanya belajar!" seru Radeen dengan muka datarnya.

"Lo yakin?" tanya Aksa seraya menatap Radeen.

"Nggak."

Derta reflek menepuk pundak Radeen, yang langsung dihadiahi tatapan tajam milik Radeen. "Lagian emang susah sih ini mah."

"Anyway, lo ada masalah apa sih bos? Diem-diem aja lo dari kita," tanya Andreas yang mulai menyadari tingkah laku Aksa saat bersama alumni Black Carlos.

Aksa melirik Radeen, seolah meminta pembelaan agar tidak membahas hal tersebut. Tetapi tidak ada pergerakan sama sekali dari Radeen.

"Apaan sih emang?" tanya Revo yang ikut penasaran.

Radeen menepuk bahu Aksa pelan, "Kita temen lo, kita Black Carlos. Sampai kapan lo mau diem aja? Hak lo mau cerita atau nggak, tapi alangkah baiknya kasih tau kita sebelum kita tau dari mulut orang lain."

Andreas, Revo dan Derta mengangga menyaksikan seorang Radeen menjelaskan dengan panjang kali lebar. "Jelek banget anjing, muka lu!" seru Revo yang melihat wajah Derta.

"Ada apa sih emang?" tanya Andreas lagi.

"Malam itu, gue nemuin Agatha dijalan, mobilnya mogok. Gue bantuin. Terus dia traktir gue sebagai ucapan terimakasih," ujar Aksa menggantungkan kalimatnya. "Keciduk Bang Deran sama Ici," lanjutnya lagi.

"Daebak!" seru Derta yang merasa kesal dengan kebodohan ketuanya.

"Pantesan anjir gue sering denger, seliweran kalo lo deket sama Tu cewek, bos," ungkap Andreas.

"Tapi lu gak suka sama Agatha kan, bos?" tanya Revo memastikan.

"I don't know."

 
  

🛵
 
   
RAMEIN KOMEN DISINI, BIAR AKU CEPAT UPDATE📩👉

MENDING GANTUNG ENDING ATAU SAD ENDING NIH?☺🙏

UDAH VOTE PART INI BELUM? 🤩
KALO BELUM, AYO DIVOTE DULU, BIAR AKU SEMANGAT NULISNYA!! 😌

JANGAN LUPA FOLLOW INSTAGRAM DAN TIKTOK
@ANKMNYT06
BIAR TAU INFO UPDATE DAN SPOILERS😜🤫

SEE YAA!!! 😍💖

 
 
INSTAGRAM CAST:

@ARGAWNTA
@AGATHAVLRR_
@ABIZARFRS_
@ARSYILLAAZETTA

ARTHA STORY'STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang