OHH, HALLOW!! 👋
ADA YANG NUNGGUIN CERITA INI UPDATE GAK YA?
KALIAN APA KABAR? SEMOGA BAIK-BAIK AJA YAKKK!
SEBELUM LANJUT, AYO VOTE PART INI DULU ⭐⭐⭐
HAPPY READING!!! 💖
🛵
Seminggu sudah berlalu, namun belum ada kabar sama sekali dari Arga, membuat Agatha dan para sahabat Arga uring-uringan.
Seperti saat ini, Agatha dan keempat teman-temannya sedang berada dikantin, lain dengan Arsyilla, Anabella, Qyara dan Senja, Agatha lebih banyak diam sejak keberangkatan Arga seminggu yang lalu.
Bahkan tak ada kabar apapun dari Arga membuat Agatha semakin tak tenang memikirkan kekasihnya itu.
"Si Atha kasian ya, Ra," ujar Anablla sendu, membuat ke-empat orang tersebut menatap iba kearah Agatha.
"Iya, udah seminggu tapi gak ada kabar apa-apa dari kak Arga," balas Qyara, ia pun merasakan apa yang Agatha rasa, khawatir, sama seperti Qyara saat melihat Dewa setiap pulang dari kampus ataupun kumpul dengan teman-temannya, kusut dan berantakan, karena hilangnya kabar seorang Arga.
"Semoga aja kak Arga ga kenapa napa, positif thingking gak ada sinyal," sahut Arsyilla menenangkan.
"Bener kata Syilla," imbuh Senja, "Udah Ta, jangan gini terus, kak Arga pasti gak suka liat lo murung terus," lanjut Senja, mencoba menyemangati Agatha.
Agatha hanya melirik sekilas kearah teman temannya, kemudian ia bangkit dari duduknya meninggalkan kantin.
Tunggu! Kenapa mereka cuma belima? Ya karena Rhuici sejak hari itu tidak pernah masuk sekolah, lebih tepatnya alfa hanya untuk memastikan kabar Arga.
Sudah berkali-kali Rhuici berusaha bolak balik kerumah Arga namun kedua orang tua Arga-pun sama panik dan khawatirnya, karena mereka juga sama-sama belum tahu kabar dari Arga–Anaknya.
"Bun," panggil Rhuici ketika sampai dirumah Arga.
"Kamu bolos lagi, hm?" tanya Bunda Arga pelan seraya mengelus rambut Rhuici. Rhuici hanya menganggukkan kepala sebagai jawaban. "Besok sekolah jangan bolos lagi!! Percaya sama Bunda, Arga pasti baik-baik aja, mungkin dia repot makanya belum sempat ngabarin kita," lanjut Kesya, memberi pengertian kepada Rhuici, pasalnya Rhuici ini kelas 12 dan baru awalan masuk sudah bolos seminggu.
"Tapi Ika khawatir Bun, pikiran Ika ga tenang, berita pesawat jatuh itu bikin Ika sama anak-anak yang lain mikir yang enggak-enggak," adu Rhuici pada Bunda Arga.
"Bunda tahu, Ka, Bunda sama Ayah juga khawatir tapi kita hanya bisa do'a, semoga Arga baik-baik aja," tutur Kesya, lagi-lagi membuat Rhuici berpikir.
"Kita susul aja gimana Bun?" usul Rhuici tidak masuk akal, bisa-bisanya.
"Gak, Bunda yakin secepatnya Arga bakal ngabarin kita, kalo emang sampai sebulan Arga gak ada kabar kita baru ambil tindakan," ucap Bunda dengan tegas.
Rhuici hanya bisa terdiam mendengar itu, lalu Rhuici pun menghela nafasnya ringan. Sungguh ia tak tenang karena adanya berita pesawat jatuh seminggu yang lalu itu.
"Bunda keatas dulu, kalo mau ke kamar Arga masuk aja, kalo pulang nanti bilang Bunda di kamar," pamit Bunda Kesya yang diberi anggukan oleh Rhuici.
Rhuici beranjak ke kamar Arga, mungkin akan lebih tenang jika dia berada di kamar sahabat kecilnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARTHA STORY'S
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] CERITA INI BELUM DIREVISI! Pernahkah kamu merasakan perasaan tertekan dalam hidupmu? Dimana kamu harus mengikhlaskan kepergian seseorang yang berarti dikehidupanmu? Arga Winata, siapa yang tidak kenal dengan sosok Arga...